Ahad 26 May 2019 23:56 WIB

Strategi PLN Hadapi Masalah Pasokan Listrik Jelang Lebaran

PLN menyebutkan pasokan listrik aman menjelang lebaran

Petugas PLN Unit Induk Pusat Pengaturan Beban (UIP2B) Gandul melakukan inspeksi harian berupa thermovisi atau pengukuran suhu panas pada paralatan kelistrikan yang ada di UIP2B Gandul Depok, Jawa Barat, Kamis (23/5/2019). PLN menjamin ketersedian suplai listrik ke masyarakat untuk kebutuhan Lebaran.
Foto: Muhammad Iqbal/Antara
Petugas PLN Unit Induk Pusat Pengaturan Beban (UIP2B) Gandul melakukan inspeksi harian berupa thermovisi atau pengukuran suhu panas pada paralatan kelistrikan yang ada di UIP2B Gandul Depok, Jawa Barat, Kamis (23/5/2019). PLN menjamin ketersedian suplai listrik ke masyarakat untuk kebutuhan Lebaran.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Lebaran merupakan hal yang ditunggu bagi masyarakat Muslim. Salah satunya adalah mudik untuk dapat bertemu dengan keluarga di kampung halaman.

Tetapi tidak semua orang dapat melakukan budaya mudik tersebut ketika Lebaran, salah satunya adalah petugas listrik yang harus memastikan pasokan energi tetap terjaga agar tetap mengalir ke rumah-rumah.

Baca Juga

Perusahaan Listrik Negara (PLN) telah menyatakan kesiapannya dalam memasok listrik ke seluruh penjuru Nusantara ketika masa Lebaran. PLN sendiri memproyeksikan bahwa kondisi 22 sistem kelistrikan nasional sampai dengan bulan Mei serta tanggal 5 dan 6 Juni 2019 pada umumnya berada pada "kondisi aman" dengan beberapa sistem berada pada "kondisi siaga" dan tidak ada sistem berada pada posisi "defisit daya".

Direktur Bisnis Regional Jawa Bagian Tengah PT PLN (Persero) Amir Rosidin mengatakan bahwa kondisi kelistrikan pada hari H Idul Fitri, yakni pada 5 dan 6 Juni 2019 pada status aman dan tidak ada kondisi pemadaman."Seluruh daerah indonesia aman, tidak ada kondisi pemadaman, memang ada beberapa yg cadangannya di bawah 30 persen, tapi secara keseluruhan kami sudah siap," katanya.

Amir juga mengungkapkan bahwa beban puncak di Sistem Jawa-Bali rata-rata turun sekitar 10.000 MW."Kalau kita masuk di sistem Jawa-Bali, bebannya di triwulan 1sekitar 27.000 MW. Pada hari H Idul Fitri beban terendah diperkirakan sekitar 12.000 MW, sedangkan pada malam hari mencapai 17.000 MW. Jika normalnya sekitar 27.000 MW, maka turunnya sekitar 10.000 MW pada saat beban malam dan beban siang turun 15.000 MW," ujar Amir.

Beberapa pembangkit, tambah Amir, juga akan dipadamkan (reserve shutdown) untuk memudahkan pengaturan frekuensi dan melakukan efisiensi.

"Beberapa pembangkit nanti terpaksa kami padamkan supaya kami tidak kesulitan untuk mengatur frekuensi dan juga melakukan efisiensi. Tapi kami tetap jaga supaya cadangan cukup," kata Amir.

PLN juga telah melakukan sejumlah upaya untuk memastikan kesiapan dan keandalan sistem kelistrikan, meliputi kesiapan (availability) unit pembangkit, penguatan jaringan transmisi dan distribusi.

Kedua, menghentikan sementara pemeliharaan instalasi di transmisi dan gardu induk, kecuali pekerjaan darurat/perbaikan kerusakan atau gangguan peralatan.

Ketiga, membuat rencana dan pola operasi unit-unit pembangkit berdasarkan perkiraan beban (load forecast) pada periode Hari Raya Idul Fitri di tahun-tahun sebelumnya, dengan menyiapkan cadangan putar (spinning reserve) lebih besar dibandingkan waktu reguler.

Keempat, melakukan pengawasan dan siaga di sejumlah objek vital, seperti masjid dan pusat keramaian terkait ketersediaan pasokan.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement