REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Hasil penjualan Sukuk Tabungan seri ST-004 oleh Direktorat Jenderal Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko (DJPPR) Kementerian Keuangan pada Jumat, (24/5) mencapai Rp 2,63 triliun dengan jumlah investor mencapai 12.528 orang. Dari jumlah itu, investor dengan kategori milenial mencapai 6.494 orang atau sebesar 51,7 persen.
Direktur Pembiayaan Syariah, Dwi Irianti Hadiningdyah, mengatakan, kurun lima hingga 10 tahun mendatang, mereka yang saat ini telah berinvestasi pada surat berharga negara (SBN) akan menjadi investor kuat di masa mendatang. Hal itu diharapkan mendorong kemandirian pembiayaan nasional sehingga bisa menggantikan derasnya arus investor asing yang masuk ke pasar SBN Indonesia.
"Investor baru terus bertambah diikuti dengan meningkatkan porsi milenial. Ini menunjukkan investasi sukuk terus diminati" kata Dwi kepada Republika.co.id, Ahad (26/5).
Lebih lanjut, persentase milenial dalam pemesanan Sukuk Tabungan seri ST-004 juga tercatat meningkat dari penjualan ST-001 sebesar 37,7 persen serta ST-003 sebesar 51,7 persen.
Generasi Z atau investor yang berusia di bawah 19 tahun juga tercatat sebagai pemesan ST-004. Dwi mengatakan, terdapat 32 investor generasi Z dengan jumlah investasi sebesar Rp 5,75 miliar. Capaian itu meningkat cukup signifikan dibanding ST-003 yang hanya 12 investor dengan nilai pemesanan Rp 3,64 miliar
Sementara, rata-rata volume pemesanan per investor pada seri ST-004 kali ini mencapai Rp 210 juta. Angka itu, menurut Kemenkeu, merupakan tingkat keritelan yang terbaik sepanjang penerbitan SBN ritel online. Hasil penjualan ST-004 yang mencapai Rp 2,63 triliun melebihi target indikatif yang telah ditetapkan, atau oversubscribe sekitar 1,3 kali.
Ekonom Institute for Development of Economics and Finance (Indef), Eko Listiyanto, mengatakan, secara tren, investasi sukuk perlahan menjadi alternatif utama untuk investasi. Khususnya bagi mereka para generasi milenial yang notabene merupakan investor pemula. Instrumen investasi melalui sukuk juga lebih aman dari segi tingkat risiko karena imbalan telah dipastikan.
"Tren laporan global juga menyatakan bahwa nasib generasi milenial ke depan tidak secerah yang diharapkan. Artinya biaya kebutuhan yang sifatnya basic akan naik sehingga semuanya harus dipersiapkan sejak saat ini," kata dia.
Sebagai informasi, masa penawaran ST-004 telah dibuka sejak 3 Mei 2019 sampai dengan 21 Mei 2019. Sementara penetapan penjualan jatuh pada 24 Mei 2019. ST-004 ini memiliki jatuh tempo pada 10 Mei 2021 mendatang. Adapun ST-004 digunakan untuk pengadaan Barang Milik Negara (BMN) serta proyek yang tertuang dalam APBN 2019.
Melihat realisasi penjualan pada Sukuk Tabungan ST-003, total penjualan tercatat mencapai Rp 3,13 triliun dengan jumlah 13.932 investor. Jumlah itu tercatat lebih besar dibanding realisasi penjualan ST-004.