REPUBLIKA.CO.ID, BATOLA –- Direktur Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian (PSP) Kementerian Pertanian (Kementan) Sarwo Edhy menjamin optimalisasi lahan rawa akan mencapai target pada tahun ini. Target optimalisasi tiga wilayah berkisar 500 ribu hektare dan yang baru tergarap saat ini 30 ribu hektare.
Pola optimalisasi lahan rawa yang dilaksanakan Kementan diklaim berhasil membalikkan kondisi rawa yang suram, menjadi harapan sumber penghasil pangan masa depan. Kendati masih minimnya optimalisasi yang ada, ia yakin hingga akhir tahun ini target akan terkejar.
“Bisalah dikejar, sekarang juga masih diusahakan,” kata Edhy saat ditemui Republika.co.id, di Kabupaten Batola (Barito Kuala), Kalimantan Selatan, Sabtu (25/5).
Optimalisasi lahan rawa bertumpu pada sejumlah kegiatan. Di antaranya pembuatan polder keliling dan tanggul pada saluran tersier dengan menggunakan excavator, normalisasi kanal sekunder pada daerah irigasi rawa dengan menggunakan excavator, dan pembuatan saluran tersier baru untuk membawa air hingga ke tengah lahan.
Program tersebut juga melibatkan penggunaan alat mesin pertanian (alsintan), meliputi traktor roda dua, traktor roda empat, dan bulldozer D21 yang didesain khusus untuk lahan rawa untuk proses pengolahan lahan. Dengan upaya tersebut, Edhy menjamin target realisasi lahan rawa dapat segera tercapai meski terjadi keterlambatan masa tanam di awal tahun.
Potensi lahan rawa di Indonesia berjumlah 33,4 juta hektare dengan target potensial sebesar 500 ribu hektare secara nasional tahun ini. "Kita fokuskan di tiga wilayah dulu, Kalsel, Sumsel, dan Sulsel,” kata dia.
Edhy menjelaskan di Kalimantan Selatan, potensi lahan rawa ada sekitar 257.300 hektare. Dari jumlah tersebut calon lahan yang sudah ada seluas 160.481 hektare dan yang sudah diidentifikasi seluas 43.188 hektare. Lahan yang sudah didesain seluas 38.121 hektare, sementara yang dalam proses pekerjaan fisik kontruksi seluas 2.143 hektare.