REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA -- Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi (Kemendes PDTT) menggelar Focus Group Discussion (FGD) pengembangan ekonomi kreatif atau digital untuk percepatan pengembangan pembangunan transmigrasi sebagai wujud restorasi transmigrasi, di Ruang Auditorium Merapi, Universitas Gadjah Mada (UGM) pada Jumat (24/5) lalu. Dalam FGD ini, Sekjen Kemendes PDTT Anwar Sanusi menyampaikan bahwa program transmigrasi menjadi salah satu solusi bagi perkembangan indonesia.
Program transmigrasi telah memberikan kontribusi signifikan terutama untuk mengatasi problematika kependudukan dan problematika terkait kemiskinan. Apalagi wilayah transmigrasi saat ini sudah ada yang menjadi pusat-pusat pertumbuhan di luar Pulau Jawa.
"Kita sudah melihat bagaimana transmigrasi memberikan kontribusi bagi berdirnya dua provinsi, puluhan kabupaten, ratusan desa dan kecamatan. Jadi, dalam berbagai aspek, transmigrasi telah menjadi semacam ikon penting bagi pembangunan industri, bahkan menjadi inspirasi bagi negara tetangga untuk mengembangkan hal yang sama," kata Anwar saat membuka FGD, seperti dalam siaran persnya.
Menurut Anwar, Kemendes PDTT telah membuat dan mengusulkan program revitalisasi perekonomian desa kawasan transmigrasi dan daerah tertinggal. Tujuannya agar semakin tumbuh dan berkembang perekonomiannya.
"Karena itu, kita mesti kawal secara bersama-sama. Asumsi yang kita bangun bahwa ada potensi dari pedesaan atau dari transmigrasi kalau kita bisa mengintervensi secara tepat. Maka, akan memberikan kontribusi yang sangat signifikan terutama bagi pertumbuhan ekonomi bangsa indonesia. Saat ini, kita sudah mengidentifikasi menyangkut konektivitas atau hubungan antara wilayah transmigrasi, antar wilayah pedesaan, antar perdesaan dan perkotaan, antar pedesaan dengan pusat produksi," katanya.
Lebih lanjut Anwar mengatakan bahwa terkait pengembangan digital ekonomi, dirinya telah meninjau BUMDes dan pasar-pasar yang sudah dibantu dengan mengembangkan penggunaan Cashless Payment yaitu pemanfaatan alat pembayaran digital.
"Cashless ini ternyata mendapat respons masyarakat dengan baik. Sehingga, ke depan kita akan arahkan ke cashless. Penerapan cashless payment system ini, diharapkan dapat memperbaiki sistem pengelolaan manajemen keuangan ataupun data mining yang selama ini menjadi kelemahan menjadi lebih baik di desa-desa di wilayah kawasan transmigrasi," katanya.
Dalam FGD ini turut dihadiri Dirjen PK Trans M Nurdin, Direktur Jenderal Pengembangan Daerah Tertentu Kemendes PDTT, Aisyah Gamawati dan sejumlah jajaran dari Kemendes PDTT. Serta turut dihadiri pula para akademisi dari sejumlah perguruan tinggi, platform dan dari sejumlah pihak terkait dalam mengembangkan wilayah transmigrasi.