Sabtu 25 May 2019 08:20 WIB

Kadin: Kebijakan Terukur Lebih Penting Bagi Investor

Aksi 22 Mei dinilai tidak terlalu berpengaruh pada investor.

Presiden Joko Widodo (kedua kanan) didampingi Ketua Umum Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia Rosan Perkasa Roeslan (kanan) dan Ketua DPR Bambang Soesatyo (kiri) saat menghadiri buka puasa bersama Kadin di Jakarta, Jumat (24/5/2019).
Foto: Antara/Dhemas Reviyanto
Presiden Joko Widodo (kedua kanan) didampingi Ketua Umum Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia Rosan Perkasa Roeslan (kanan) dan Ketua DPR Bambang Soesatyo (kiri) saat menghadiri buka puasa bersama Kadin di Jakarta, Jumat (24/5/2019).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketua Umum Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia Rosan P Roeslani mengatakan kebijakan yang pasti, terukur dan terstruktur lebih penting bagi investor. Fundamental ekonomi yang baik lebih penting bagi investor untuk mengambil keputusan investasi di Tanah Air.

"Kebijakan harus serba terukur dan terstruktur, tidak ada yang grey area (wilayah abu-abu). Itu yang lebih diharapkan sebenarnya oleh para investor yang masuk ke Indonesia," katanya dalam acara buka puasa bersama di Jakarta, Jumat (24/5).

Baca Juga

Rosan mengatakan, fundamental ekonomi Indonesia berada dalam kondisi yang baik dengan pertumbuhan ekonomi di atas lima persen. Kondisi itu disebutnya membuat Indonesia menjadi salah satu tujuan investasi yang masih menarik bagi para investor.

Sayangnya, meski berada dalam kondisi yang baik, Indonesia saat ini tengah bersaing dengan banyak negara lain yang terus melakukan reformasi kebijakan. "Negara lain itu keep reforming, makanya kita juga harus keep reforming," ujarnya.

Rosan menilai aksi massa pada 21-22 Mei lalu hanya berdampak sementara bagi bisnis dan ekonomi. Ia juga mengatakan dunia usaha tidak merasa khawatir karena proses yang berlangsung saat ini telah sesuai dengan konstitusi.

Meski demikian, diakuinya permintaan pasar yang melambat juga menyebabkan ekonomi sedikit mengalami pelambatan. "Kalau demand sedang flat, pasti ekonomi juga agak datar," katanya.

sumber : Antara

Seberapa tertarik Kamu untuk membeli mobil listrik?

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement