Kamis 23 May 2019 09:41 WIB

Akses Medsos Dibatasi, Pebisnis Online Rugi Jutaan Rupiah

Pebisnis online berharap pembatasan media sosial diakhiri.

Rep: Desy Susilawati/ Red: Friska Yolanda
Ilustrasi Media Sosial
Foto: pixabay
Ilustrasi Media Sosial

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pemerintah melakukan pembatasan akses Whatsapp dan media sosial sejak Rabu (22/5). Hal ini dilakukan untuk menghidari penyebaran berita foto maupun video hoaks yang bisa memperkeruh kondisi tanah air. Pembatasan ini dikeluhkan oleh para pebisnis online.

Menurut Tia Wahyuni, pebisnis online yang biasa menjual pernak pernik unik kebutuhan rumah tangga, pembatasan media sosial dan aplikasi percakapan sangat mengganggu. Tia mengetahui adanya gangguan tersebut sekitar pukul 12.00.

Baca Juga

"Ketika saya mengimkan foto order customer dan buka Whatsapp, Facebook, kok enggak bisa dipikir kuota habis," ungkapnya kepada Republika.co.id, Kamis (23/5).

Pembatasan menurut perempuan yang memulai bisnis sejak 2016 ini sangat berdampak signifikan terhadap penjualan, khususnya di media sosial. Sepanjang hari kemarin, ia hanya memperoleh omzet Rp 3.850.000. Padahal, setiap hari ia bisa mendapatkan Rp 6 juta per hari.

Tak hanya toko daring @momski_sri, Tia juga menangani bisnis konveksi. Saat ini, usaha konveksi tengah tinggi peminat karena mendekati Lebaran. 

Karena itu, pembatasan ini baginya sangat memberatkan mereka sebagai penjual online. Walaupun barang yang djual tidak banyak, omzet yang lumayan dapat menopang perekonomiannya.

"Walau omzet Rp 6 juta tidak setiap hari, minimal sehari ada, karena setidaknya dari komunikasi yang baik, orang bisa jadi tertarik membeli," tambahnya.

Ia menilai, Kemenkominfo seharusnya bisa mensortir foto atau video dengan konten hoaks di media sosial. Sehingga, pengguna medsos untuk berjualan seperti dirinya tidak dipersulit. Apalagi, medsos menjadi sarana komunikasi antara penjual dan pembeli di era digital saat ini.

"Tolong segera pulihkan, jelang Lebaran ini omzet lumayan, perlu toples, baju atau tempat kue lainnya. Tak jarang persiapan mudik memerlukan koper cantik sampai digerek sampe ke pesawat," ujarnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement