REPUBLIKA.CO.ID, BEIJING--Regulator perumahan Cina mendesak empat kota lagi untuk segera mencegah pasar properti terlalu panas. Hal ini menjadi tanda terbaru pihak berwenang Cina belum mengendurkan cengkraman mereka pada bisnis perumahan untuk memacu perekonomian.
Kantor berita Xinhua, Ahad (19/5) melaporkan Kementerian Perumahan dan Pembangunan Desa-Kota Cina meminta kota Suzhou, Foshan, Dalian dan Nanning untuk menstabilkan harga tanah dan rumah. Mereka juga diminta menahan ekspektasi pasar.
Pasar properti rumah menjadi kunci ekonomi Cina. Properti memengaruhi puluhan sektor yang berkaitan seperti konstruksi dan layanan finansial.
Sektor ini bertahan dengan baik walaupun perekonomian terbesar kedua di dunia mengalami perlambatan. Para pembuat kebijakan berjalan dengan baik di antara menjaga stabilitas dan melukai sentimen pasar.
Pada bulan April lalu harga rata-rata rumah baru di 70 kota besar di Cina naik 0,6 persen. Berdasarkan survey bulanan hal ini menunjukan pertumbuhannya tidak berubah sejak bulan Maret lalu.
Sebagian besar 70 kota yang disurvei Badan Stasistik Nasional Cina melaporkan harga rumah baru masih naik. Jumlahnya meningkat dari 65 kota di bulan Maret menjadi 67 kota di bulan April, menandakan ada sedikit penguatan di pasar.
"Rumah untuk ditinggali bukan untuk spekualasi," kata kementerian perumahan Cina dalam surat peringatan mereka kepada empat kota, seperti dikuti Xinhua.
Sebelum kementerian memberi peringatan, kota Suzhou yang berada di sebelah utara Shanghai sudah memperketat peraturan jual-beli properti. Pada 11 Mei lalu pemerintah Suzhou melarang pembeli rumah baru untuk menjual properti mereka dalam waktu tiga tahun.