REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BRI) menyiapkan anggaran investasi Rp 300 miliar untuk menyuntik modal kepada konsolidasi perusahaan alat pembayaran elektronik milik BUMN, Link Aja. Dengan dana tersebut, BRI dalam tahap awal akan memiliki 19 persen saham Link Aja, yang dikelola oleh entitas PT Fintek Karya Nusantara (Finarya).
Direktur Utama BRI Suprajarto di Jakarta, Rabu malam, mengatakan kepemilikan BRI dan masing-masing BUMN lainnya di Link Aja masih sesuai dengan rencana awal.
"Untuk Himbara, porsi sahamnya sudah jelas, sepertinya kami akan sesuai dengan yang direncanakan," kata Suprajarto.
Dalam rancangan awal perusahaan finansial berbasis teknologi milik BUMN, Finarya bakal dimiliki empat bank milik pemerintah dan sejumlah perusahaan plat merah lainnya. Empat bank tersebut adalah PT. Bank Rakyat Indonesia Persero Tbk, PT Bank Mandiri Persero Tbk, PT Bank Negara Indonesia Persero Tbk, dengan kepemilikan saham masing-masing 20 persen. Selanjutnya, PT Bank Tabungan Negara Persero Tbk dan PT Pertamina Persero dengan kepemilikan saham masing-masing tujuh persen.
Kemudian, perusahaan plat merah yang akan menjadi punggawa Link Aja adalah Telkomsel dengan kepemilikan saham 25 persen. Sisanya PT Jiwasraya Persero dan PT Danareksa Persero dengan kepemilikan saham masing-masing 0,5 persen.
Namun, menurut Suprajarto, tidak tertutup kemungkinan saham Finarya selaku pengelola Link Aja akan dibagi kembali ke sejumlah BUMN, terutama BUMN yang bergerak di sektor transpotasi dan sektor riil, seperti halnya PT ASDP Indonesia Ferry dan Perusahaan Umum Damri (Perum Damri).
"Kami akan bagi lagi ke BUMN, mungkin yang lebih ke angkutan. Mungkin BUMN lain yang ingin memanfaatkan benefit dari Link Aja, rencananya bisa dibagi sahamnya meski porsinya relatif kecil," kata Suprajarto.
Link Aja merupakan gabungan dari aplikasi pembayaran milik BUMN seperti TCash dari Telekomunikasi Selular (Telkomsel), TBank dan MyQR milik Bank Rakyat Indonesia (BRI), e-cash dari Bank Mandiri, serta yap! dan UnikQu dari Bank Negara Indonesia (BNI)
Link Aja juga sudah mendapat respon positif dari Bank Indonesia (BI) selaku otoritas sistem pembayaran. Ke depannya, Link Aja diperkirakan akan menjadi pesaing sengit bagi wadah pembayaran digital seperti Gopay maupun Ovo.