Rabu 15 May 2019 23:53 WIB

Koperasi di Indonesia Disebut Alami Lompatan Besar

Prof Rully Indrawan menyebut koperasi di Indonesia telah alamai lompatan besar

Kementerian Koperasi dan UKM melalui Lembaga Pengelola Dana Bergulir Koperasi Usaha Mikro Kecil dan Menengah (LPDB – KUMKM) kembali menyelenggarakan gelaran Indonesia Syariah Fair (Insyaf) tanggal 27-29 November 2018 yang rencananya akan dibuka Presiden Joko Widodo.
Foto: istimewa
Kementerian Koperasi dan UKM melalui Lembaga Pengelola Dana Bergulir Koperasi Usaha Mikro Kecil dan Menengah (LPDB – KUMKM) kembali menyelenggarakan gelaran Indonesia Syariah Fair (Insyaf) tanggal 27-29 November 2018 yang rencananya akan dibuka Presiden Joko Widodo.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Sekretaris Kementerian Koperasi dan UKM Prof Rully Indrawan mengatakan koperasi kini telah mengalami perubahan menjadi entitas ekonomi berskala besar. Selain itu berkembang dengan teknologi maju dan banyak melibatkan kalangan muda.

Ia mengatakan hal tersebut saat memberikan kuliah umum di kampus Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Trisakti, Jakarta, Rabu (15/5). Kepada para mahasiswa yang hadir,  Rully mengatakan koperasi bukan wadah usaha yang ketinggalan zaman, lembaga ini mampu beradaptasi dengan perubahan. Sebab koperasi selalu harus mampu bersaing dengan entitas usaha lainnya sehingga saat ini mudah menemukan koperasi yang dalam pelayanannya berbasis digital.

Ia menunjuk contoh dua koperasi besar yang pengurusnya hadir dalam kuliah umum tersebut, yakni Ketua Credit Union (CU) Sauan Sibarrung, Tana Toraja Sulawesi Selatan, Fredy Rante Taruk dan Ketua KSP Sejahtera Bersama, Bogor Iwan Setiawan.

“Ini buktinya saya bawa, dua koperasi besar yang berbasis digital, CU Sauan Sibarrung kini sudah memiliki 34 ribu anggota dengan omzet lebih dari Rp 400 miliar. Ketua koperasinya Pak Fredy, juga lulusan doktor di Universitas Triksakti yang penuh dengan sejarah ini,” kata Rully berdasarkan rilis yang diterima Republika.co.id, Rabu (15/5).

Adapun KSP Sejahtera Bersama, yang berkantor pusat di jalan Pajaran Bogor, memiliki omzet Rp 2,5 triliun dengan jumlah anggota 200 ribu orang dan 104 cabang di berbagai kota.

“Kalau memiliki omzet triliunan itu sudah setara dengan perusahaan besar. Jadi saat ini sudah banyak sekali koperasi yang besar-besar,” kata prof Rully.

Rully menegaskan pemerintah dalam hal ini Kementerian Koperasi dan UKM berkomitmen melakukan rebranding koperasi agar koperasi semakin dikenal oleh semua kalangan.“Kita juga melakukan rebranding koperasi, dimana isunya disesuaikan dengan kekinian maupun perilaku kehidupan generasi milenial,” ucap Prof Rully.

Rebranding koperasi menyasar tiga kelompok, kalangan muda, perempuan dan masyarakat. Kepada kalangan anak muda,  dikampanyekan koperasi sebagai wadah yang cocok bagi berkumpulnya orang-orang yang memiliki kesamaan kepentingan, sehingga dapat menjadi co-working place bagi generasi muda millenial dimana terjadi sharing economy diantara anggotanya secara langsung.

Bagi perempuan, koperasi mampu menciptakan efisiensi kolektif diantara anggota, sehingga kebutuhan yang sama diantara mereka dapar dipenuhi lebih murah, cepat dan berkualitas.

Rebranding kepada masyarakat, yakni koperasi memiliki potensi utnuk menjadi crowd business sehingga adaptasi teknologi informasi dapat menjadi efektif untuk menjangkau pasarnya. Pasar yang dimaksud adalah anggota yang menjadi pelanggan sekaligus pemilik.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement