REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- - Direktur Kereta Api Indonesia (KAI) Edi Sukmoro menjelaskan terkait adanya pergeseran dari penumpang pesawat ke moda kereta. Hal ini akibat harga tiket pesawat yang masih amat mahal.
"Logikanya begitu, tapi KAI kan nggak seperti pesawat terbang, kalau kurang dia bisa sewa dari Singapura terbang ke sini," kata Edi saat dalam Silaturahmi dan Buka Bersama Manajemen KAI di Jakarta, Selasa (14/5).
Sementara itu, lanjut dia, saat ini sudah tidak ada lagi kereta tambahan setelah dioperasikan untuk 50 rute pada angkutan Lebaran 2019."Jadi armada yang sudah dikerahkan ini sudah habis," katanya.
Jumlah kursi pada KA tambahan sebanyak 247 ribu kursi per hari atau naik dari ketersediaan tahun lalu, yaitu sebanyak 236 ribu kursi per hari. Sehingga, lanjut dia, total kursi yang tersedia yaitu 6,4 juta kursi tambahan pada Lebaran 2019
Sementara itu, dihubungi terpisah Vice President Komunikasi Perusahaan KAI Edy Kuswoyo mengatakan peningkatan tarif tiket pesawat tidak serta merta meningkatkan volume penumpang kereta api, apabila ada jumlahnya tidak signifikan.
Dia menambahkan diperlukan survei terlebih dahulu kepada penumpang untuk mengetahui jumlah penumpang dari pergeseran tersebut. "Untuk persennya, harus survei dulu ke penumpang," katanya.
Fenomena mahalnya tiket pesawat terus bergulir sejak akhir 2018 hingga saat ini yang disinyalir menyebabkan pergeseran penumpang ke moda darat dan kereta api. Hal itu terlihat pada peningkatan jumlah pemudik kereta terbanyak pada Lebaran 2019 ini.
Berdasarkan hasil survei Badan Penelitian dan Pengembangan Kementerian Perhubungan (Kemenhub) tahun ini, karakteristik penggunaan moda oleh para pemudik Jabodetabek yang terbanyak adalah menggunakan bus sebanyak 4.459.690 orang (30 persen), mobil pribadi sebanyak 4.300.346 orang (28,9 persen), kereta api sebanyak 2.488.058 orang (16,7 persen), pesawat sebanyak 1.411.051 orang (9,5 persen), dan menggunakan sepeda motor sebanyak 942.621 orang (6,3 persen), dan sisanya menggunakan moda lain.