Senin 13 May 2019 22:07 WIB

Petani Barito Kuala akan Menerapkan Mekanisasi Pertanian

Setelah tata kelola air selesai, Kementan menyiapkan benih dengan varietas unggul.

Red: EH Ismail
Aparatur negara meninjau program serasi di Kalimantan Selatan
Foto: Humas Kementan
Aparatur negara meninjau program serasi di Kalimantan Selatan

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Sejumlah lahan pertanian di Kalimantan Selatan terkena proyek selamatkan rawa sejahterakan pertani (serasi). Setelah proyek ini berjalan, sebanyak 150 ribu hektare kelak akan melakukan aktivitas pertaniannya sudah dengan mekanisasi. 

“Tentu akan menjadi pertanian modern dan terpadu,” ujar dirjen PSP Kementan, Sarwo Edhy pada dialog terbuka dengan petani di Barito Kuala, Kalsel pada Senin (13/5). Bersama Aster KASAD, Mayjen TNI, Bakti Agus Fajari, Sarwo Edhy memaparkan bagaimana para petani kelak akan bercocok tanam.

Setelah tata kelola air selesai, Kementan menyiapkan benih dengan varietas unggul yang tahan genangan, pupuk, bahkan alat mesin pertaniannya. Respons para petani yang tergabung dalam berbagai kelompok tani (Poktan) hampir semua menyetujuinya. 

Hal ini menandakan program serasi yang tahap awalnya adalah memperbaiki tata kelola air telah diterima dengan sepenuh hati. Bahkan menurut direktur perluasan lahan dan perlindungan lahan, para petani kini telah ikut terlibat aktif membuat membuat berbagai akses untuk sistem pengelolaan air. Bahkan, petani yang terlibat diberi anggaran yang setiap hektarenya mencapai Rp 4,3 juta yang diberikan ke rekening masing-masing.

Kembali tentang pertanian berbasis mekanisasi. Lebih lanjut dijelaskan dirjen PSP Kementan, jika di Barito Kuala petani sudah mengintegrasikan tanaman padinya dengan jeruk. “Kelak akan kita perluas nilai ekonomi lahan dengan tanaman lain, khususnya sayuran, semisal cabai. Kita juga akan tambahkan dengan ternak, itik atau bebek misalnya. Istimewanya, benih sayuran maupun ternak itu akan diberikan secara gratis,” ujarnya

Menjawab pertanyaan tentang keterlibatan TNI yang dua hari belakangan Sarwo Eddhy bersama Aster KASAD, Mayjen TNI, Bakti Agus Fajari, dirjen PSP Kementan yg memang rajin turun gunung ini memang sengaja dilibatkan untuk memberikan pendampingan, khususnya para babinsa yang ada di setiap desa agar bersinergi dengan para petani.

Kepada wartawan, Basuki Agus mengaku, bukan hal yang baru TNI ada di sawah. Sejak adanya upaya khusus (upaya) yang fokus pada tanaman padi, jagung dan kedelai, TNI sudah support.

"Pangan ini kan untuk semua. Demi ketahanan pangan kita, TNI siap di dalamnya", tegas Basuki Agus.

Atas penegasan ini yang kemudian ikut tersenyum tak cuma Sarwo Edi selaku dirjen di Kementan. Direktur lahannya, Indah Megawati ikut tersenyum meski belum sepenuh hati. Alasannya, saya masih fokus untuk memenuhi target. "Tapi saya akui, pengawalan dan pendampingan oleh TNI membuat gairah kerja saya sekarang bertambah", katanya dengan penuh semangat.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement