Rabu 08 May 2019 15:47 WIB

Mentan Pertimbangkan Tawaran Impor Daging Sapi Argentina

Argentina menawarkan daging sapi untuk diimpor Indonesia dengan harga murah.

Red: Nur Aini
  Pekerja sedang melakukan bongkar muatan daging sapi impor di gudang Bulog, Jakarta, beberapa waktu lalu. (Republika/Tahta Aidilla)
Pekerja sedang melakukan bongkar muatan daging sapi impor di gudang Bulog, Jakarta, beberapa waktu lalu. (Republika/Tahta Aidilla)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman mengaku akan mempertimbangkan penawaran Argentina, yang ingin memasok daging sapi dengan harga kompetitif.

"Daging harganya lebih murah menurut hitung-hitungan mereka. Kami tidak masalah, terbuka, karena kami ingin negara-negara yang mengekspor ke Indonesia, khususnya daging bisa berkompetisi," katanya saat menerima kunjungan Wakil Presiden Argentina Gabriela Michettidalam rangka menjalin kerja sama bilateral khususnya hasil pertanian kedua negara di Kantor Kementerian Pertanian Jakarta, Rabu (8/5).

Baca Juga

Mentan menyebutkan harga daging beku yang ditawarkan Argentina sebesar tiga dolar AS per kg untuk kualitas medium. Harga itu masih bersaing dengan harga daging impor dari Australia di kisaran yang sama.

Meski Argentina sudah mengajukan kelengkapan dokumen untuk akses pasar daging sapi ke Indonesia, Amran menyatakan saat ini masih terdapat perbedaan status jangkitan penyakit hewan. Sesuai publikasi Badan Kesehatan Hewan Dunia (OIE), Indonesia sudah dinyatakan bebas penyakit kuku dan mulut (FMD), sementara Argentina masih berstatus bebas dengan vaksinasi berdasarkan zona.

"Kami melihat dulu karena pertama poin pentingnya adalah halal, bebas penyakit mulut dan kuku dan harga. Mereka katakan harganya tigadolar AS per kilogram paling tinggi," kata Amran.

Dalam kesempatan yang sama, Direktur Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan (PKH) Kementan I Ketut Diarmita menjelaskan bahwa pemerintah akan terlebih dahulu melakukan peninjauan lapangan dan surat keterangan yang menjamin kehalalan daging sapi tersebut.

"Sebelum impor, kami harus mendapatkan gambaran mereka. Kami cek langsung ke masing-masing peternakan, apakah cukup memenuhi persyaratan halal, pengendalian penyakit," kata Ketut.

Adapun langkah Indonesia untuk membuka pasar baru daging impor dari Argentina adalah untuk menekan harga dan tidak terjadi monopoli karena dipenuhi hanya dari satu pasar, yakni Australia.

Indonesia saat ini baru bisa memenuhi 67 persen kebutuhan daging dari sapi lokal, sedangkan sisanya masih impor.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement