REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman kepada para importir bawang putih yang telah mendapatkan persetujuan impor untuk mengawasi stok masing-masing hingga ke tangan pedagang. Ia mengatakan, tidak akan segan untuk mencabut izin impor secara permanen yang masih menahan stok untuk mengerek kenaikan harga.
“Seluruh importir awasi barangnya sampai ke end user. Kalau tidak diawasi, itu lain cerita. Kami tidak segan-segan untuk blacklist dan itulah terakhir dia bisa berbisnis bawang putih,” kata Amran di Pasar Tebet Barat, Jakarta Selatan, Rabu (8/5) pagi.
Amran mengklaim, sejak dilakukannya operasi pasar bawang putih pada Ahad (5/5) lalu, harga sudah berangsur turun. Pasokan operasi pasar itu menggunakan stok bawang putih impor sejumlah 116 ribu ton dari delapan importir yang baru didatangkan dari Cina. Ia meyakini, dalam waktu dekat harga perlahan turun ke level Rp 25 ribu sampai Rp 30 ribu per kg.
Hingga Selasa (7/5) kemarin, statistik Pusat Informasi Harga Pangan Strategis (PIHPS) mencatat harga nasional bawang putih ukuran sedang turun 0,23 persen dari Rp 64.050 menjadi Rp 63.900 per kg. Harga itu naik dua kali lipat dari harga normal bawang putih impor sekitar Rp 30 ribu per kg.
“Bawang putih ini memang agak ekstrem. Makanya kita gelontorkan langsung ke pasar. Sudah kami lakukan dan sudah bergerak ke seluruh provinsi di seluruh Indonesia,” ujar dia.
Lebih lanjut, Amran meminta masyarakat untuk bersabar. Sebab, operasi pasar baru dilakukan selama tiga hari. Harga komoditas pangan di pasar, menurut dia, tidak bisa turun dalam waktu singkat.
Diperlukan proses penetrasi pasar seiring distribusi yang dilakukan melalui operasi pasar bawang putih. Menurut dia, pasokan impor 116 ribu ton yang didatangkan lebih dari cukup untuk kebutuhan Ramadhan dan Lebaran. Sebab, berdasarkan tren tahun ke tahun, rata-rata total kebutuhan bawang putih selama periode Ramadhan dan Lebaran hanya 50 ribu ton.
“Aku pastikan harga turun dalam waktu dekat. Ada importir yang bermain, pasti kami blacklist. Kami tidak ada kompromi,” ujarnya.