REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pemerintah melalui Perum Bulog berupaya menyerap telur ayam peternak guna menjaga stabilitas harga pada Ramadhan ini. Kepala Bagian Informasi dan Humas Bulog Teguh Firmansyah mengatakan, sejauh ini Bulog sudah menyerap telur ayam sebesar 100 ton.
“Kurang lebih ada 100 ton telur peternak yang sudah kami serap,” kata Teguh saat dihubungi Republika.co.id, Senin (5/5).
Teguh menjelaskan, jumlah penyerapan tersebut dilakukan sejak Januari 2019. Sedangkan, untuk target penyerapan pada Ramadhan ini dan harga penyerapan yang akan dilakukan Bulog, pihaknya menyebut belum dapat membuka informasi lebih lanjut.
Sebelumnya, Kepala Perum Bulog Budi Waseso menyatakan, harga telur ayam berpotensi mengalami kenaikan pada Ramadhan ini. Untuk mengantisipasi itu, pihaknya akan melakukan pemesanan di harga acuan yang diatur pemerintah.
Berdasarkan Peraturan Menteri Perdagangan (Permendag) Nomor 96 Tahun 2018 tentang harga acuan pembelian di tingkat petani dan harga acuan di tingkat konsumen disebutkan, harga pembelian di tingkat peternak berada di kisaran Rp 18 ribu-Rp 20 ribu per kg. Sedangkan, harga acuan pembelian di tingkat konsumen maksimal menyentuh Rp 23 ribu per kg.
Ketua Asosiasi Peternak Layer Nasional (PLN) Musbar Mesdi mengatakan, sejauh ini pihaknya belum mendapatkan informasi mengenai realisasi penyerapan yang akan dilakukan oleh Bulog. Dia menyebutkan, sejauh yang pernah terjadi, penyerapan telur peternak baru dilakukan oleh salah satu Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) Jakarta Food Station.
Kendati begitu, dia menilai, apabila Bulog hendak melakukan penyerapan telur peternak, itu merupakan langkah yang baik dan patut diapresiasi. Menurut dia, rencana penyerapan yang akan dilakukan oleh Bulog dapat membantu distribusi suplai telur di pasaran dan menjaga stabilitas harga.
“Produksi telur kan terus-menerus ada, dalam sehari saja secara nasional produksi telur mencapai 7.800 ton,” kata dia.