REPUBLIKA.CO.ID, MAJALENGKA -- Perum Bulog memastikan stok beras yang dimiliki untuk persiapan Ramadhan hingga Lebaran Idul Fitri tahun ini masih aman sekitar dua juta ton. Direktur Pengembangan Bisnis dan Industri Perum Bulog Imam Subowo mengatakan dari total stok yang dimiliki Bulog masih terdapat beras impor yang disimpan.
"Kalau untuk stok beras, dari total persediaan, 1,4 juta ton di antaranya beras dari luar negeri," kata Imam saat ditemui di Gudang Bulog Ligung, Majalengka, Jawa Barat, Jumat (3/5).
Menurut Imam, stok beras Bulog juga masih diperkuat oleh sekitar 634 ribu ton beras dalam negeri. Imam mengatakan, Bulog memang sengaja menahan beras impor sebagai cadangan dalam negeri.
Dengan adanya stok beras impor tersebut, Imam memastikan ada kemungkinan Bulog tidak akan melakukan impor beras lagi. "Tidak, Insya Allah tidak (impor). Sebenarnya kalau melihat situasi ini masih punya dua juta (stok beras) dan masyarakat masih ada panen jadi rasanya masih aman," ungkap Imam.
Imam menjelaskan potensi panen raya dari para petani di Indonesia juga masih luar biasa untuk menjaga stok beras. Dia menuturkan menurut Badan Pusat Statistik (BPS) produksi beras 2018 yang mencapai 32 uta ton tidak semuanya dalam kondisi buruk.
Imam memastikan Bulog tak melakukan beras impor lagi. "Pak Direktur Utama (Budi Waseso) bilang optimistis kami akan serap, kami akan usaha semaksimal mungkin, kami tidak akan impor," jelas Imam.
Bulog telah mendata delapan lumbung padi yang bisa terus menghasilkan beras untuk kebutuhan seluruh Indonesia. Delapan lumbung padi tersebut ada di Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, Yogyakarta, Nusa Tenggara Barat, Sulawesi Selatan, Lampung, dan Sumatra Selatan.