Selasa 30 Apr 2019 11:03 WIB

Rupiah Selasa Pagi Melemah Seiring Mata Uang Regional

Turunnya indeks manufaktur Cina dorong pelemahan rupiah.

Pekerja menunjukkan uang Rupiah dan Dollar Amerika Serikat di sebuah tempat penukaran uang di Jakarta, Kamis (28/3/2019).
Foto: Antara/Akbar Nugroho Gumay
Pekerja menunjukkan uang Rupiah dan Dollar Amerika Serikat di sebuah tempat penukaran uang di Jakarta, Kamis (28/3/2019).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Nilai tukar (kurs) rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta pada Selasa pagi melemah seiring penurunan mata uang regional Asia. Pada pukul 10.06 WIB, rupiah melemah 20 poin atau 0,14 persen ke posisi Rp 14.228 per dolar AS dibandingkan hari sebelumnya Rp 14.208 per dolar AS.

"Pagi ini mata uang kuat Asia yen Jepang dan dolar Hong Kong dibuka melemah terhadap dolar AS, yang bisa menjadi sentimen pelemahan rupiah," kata ekonom Samuel Aset Manajemen Lana Soelistianingsih di Jakarta, Selasa (30/4).

Baca Juga

Dari eksternal, indeks manufaktur Cina turun di bawah perkiraan. The Official NBS Manufacturing PMI China pada April 2019 tercatat 50,1, turun dari 50,5 pada Maret 2019, dan di bawah ekspektasi pasar 50,5.

Menurut Lana, turunnya PMI Cina ini membuat sentimen negatif di pasar modal Cina yang bisa merembet ke pasar Asia lainnya. Sebelumnya PMI tercatat paling rendah pada Februari 2019 di 49,2, yang merupakan level kontraksi.

"Kemungkinan PMI manufaktur ini akan membaik seiring dengan rencana akan segera ditandatanganinya kesepakatan dagang AS-Cina," ujar Lana.

Lana memprediksi rupiah hari ini akan bergerak melemah menuju kisaran antara Rp 14.210 per dolar AS hingga Rp 14.230 per dolar AS.

Sementara itu, kurs tengah Bank Indonesia pada Selasa menunjukkan, rupiah melemah menjadi Rp 14.215 per dolar AS dibanding hari sebelumnya di posisi Rp 14.188 per dolar AS.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement