Selasa 30 Apr 2019 10:57 WIB

2020, Pemerintah Targetkan 1 juta Sambungan Gas per Tahun

Pemanfaatan gas domestik melebihi ekspor pada 2018, yaitu mencapai 53 persen.

Rep: Intan Pratiwi/ Red: Friska Yolanda
Petugas kecamatan mengecek regulator jaringan pipa gas bumi milik Perusahaan Gas Negara (PGN) di kantor Camat Medan Denai, Sumatera Utara, Senin (22/4/2019).
Foto: Antara/Septianda Perdana
Petugas kecamatan mengecek regulator jaringan pipa gas bumi milik Perusahaan Gas Negara (PGN) di kantor Camat Medan Denai, Sumatera Utara, Senin (22/4/2019).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) terus meningkatkan pemanfaatan gas bumi Indonesia untuk kepentingan domestik dibandingkan untuk ekspor. Tren peningkatan alokasi gas untuk domestik ini rata-rata sebesar delapan persen per tahun. Bahkan pada 2018, porsi gas untuk domestik mencapai 60 persen. 

"Terbukti sejak tahun 2014 pemanfaatan gas domestik untuk pertama kalinya lebih besar dari ekspor yaitu sebesar 53 persen. Dan terus meningkat, bahkan di tahun 2018 sekitar 60 persen. Kita harapkan di tahun 2019 bisa meningkat lagi diatas 60 persen," papar Sekretaris Jenderal Kementerian ESDM Ego Syahrial, Selasa (30/4).

Alokasi gas bumi untuk domestik sepanjang 2018 dimanfaatkan untuk berbagai sektor, mulai dari industri hingga Jaringan Gas Kota (Jargas). Rinciannya, LNG Domestik (6,03 persen), LPG Domestik (2,3 persen), kelistrikan (12,78 persen), pupuk (10,94 persen). Sementara alokasi untuk Industri (25,25 persen), lifting minyak sebesar (2,81 persen) serta jargas (0,05 persen).

Ego mengungkapkan, meskipun jika diekspor harga gas mungkin bisa lebih tinggi. Namun, komitmen pemerintah adalah mendorong pemanfaatan domestik.

Melalui alokasi gas domestik ini salah satu program yang akan digenjot realisasinya adalah pembangunan jaringan gas kota (jargas). Hal ini bertujuan memberikan akses energi seluas-luasnya kepada masyarakat, penghematan biaya bahan bakar, mengurangi beban subsidi LPG dan menghemat devisa negara. Pemerintah menargetkan mulai tahun 2020 akan membangun 1 juta Sambungan Rumah (SR) per tahun.

"Kemarin Menteri ESDM sudah memanggil PGN dan PGN siap untuk mendukung pembangunannya, Peraturan Presiden juga sudah ditanda tangani, karena apabila Pemerintah ingin mengurangi impor LPG, maka pembangunan jargas harus dilakukan dalam jumlah besar," kata Ego.

Ego menambahkan, apabila mengandalkan pembangunan jargas melalui dana APBN hanya bisa terbangun 100.000 SR per tahun. "Dampaknya tidak akan terasa, karena dalam rencana umum penyediaan energi nasional disebutkan bahwa target pemasangan Jargas sekitar 5 juta SR hingga tahun 2025," tandasnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement