Ahad 28 Apr 2019 11:54 WIB

Pengamat Nilai AUTP Jadi Program Kementan Harus Diapresiasi

Petani merasa tak khawatir lagi jika sawahnya gagal panen.

Rep: Imas Damayanti/ Red: EH Ismail
Menteri Pertanian Amran Sulaiman sedang memanen padi
Foto: Humas Kementan
Menteri Pertanian Amran Sulaiman sedang memanen padi

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA — Asuransi Usaha Tanaman Padi (AUTP) yang kini gencar diterapkan Kementerian Pertanian (Kementan) ke petani patut diapresiasi. Apalagi, Kementan mempunyai target jelas soal berapa banyak luas lahan sawah yang perlu dilindungi AUTP. Saat ini luas sawah yang telah masuk dalam AUTP jumlahnya cukup signifikan.

Hal tersebut dikemukakan pengamat asuransi pertanian Irvan Rahardjo, Sabtu (27/4). Berdasarkan informasi diperoleh, luas sawah yang telah masuk dalam AUTP sejak tahun 2014 mencapai sekitar 997.960 ribu hektare.

"Meskipun masih jauh dari target 14 juta hektare sawah, tapi dalam empat tahun mampu menembus mendekati 1 juta hektare lahan sawah," ujar Irvan.

AUTP merupakan bentuk kepedulian Kementan terhadap petani. Petani merasa tak khawatir lagi jika sawahnya gagal panen sebab banjir, kekeringan dan hama. Melalui AUTP, para petani juga dapat merasakan pemberdayaan dan pembinaan yang menjadi tujuan kerja Kementan.

"Meskipun tidak memperoleh penggantian kerugian seluruhnya, tapi asuransinya membantu petani bila gagal panen. Ada subsidi premi 80 persen dari pemerintah," ucap Irvan.

Irvan mengimbau, ke depannya mengenai AUTP perlu peningkatan koordinasi yang lebih diefektifkan lagi dengan kelompok usaha tani. Misalnya, Irvan menuturkan, dapat saja dikaitkan dengan skema subsidi pupuk pertanian. Di situ disusun bahwa para petani yang ikut dalam program AUTP juga memperoleh subsidi pupuk.

Mentan Amran Sulaiman menyebutkan, AUTP baru pertama kali diimplementasikan di era pemerintahan Presiden Joko Widodo. Melalui penerapan AUTP ikut mempengaruhi produktivitas ekspor pertanian pada tahun 2018 sebesar 24 persen.

Alokasi anggaran yang disiapkan Kementan untuk AUTP setiap tahunnya rata-rata mencapai Rp 4,1 triliun.

Seberapa tertarik Kamu untuk membeli mobil listrik?

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement