Ahad 28 Apr 2019 10:41 WIB

Kemenperin Gandeng Pemda Tingkatkan SDM yang Kompeten

Kemenperin menjalin kerja sama dengan pelbagai pihak

Rep: Novita Intan/ Red: Hasanul Rizqa
(ilustrasi) logo Kementerian Perindustrian
Foto: tangkapan layar kemenperin
(ilustrasi) logo Kementerian Perindustrian

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kementerian Perindustrian (Kemenperin) menggandeng pemerintah daerah (pemda) dan sektor indusri untuk menciptakan ekosistem yang ideal bagi pengembangan kompetensi sumber daya manusia (SDM). Kolaborasi tersebut diyakini akan mengakselerasi sasaran program prioritas pemerintah. Hal itu disampaikan Sekretaris Jenderal Kemenperin Haris Munandar.

“Memang kita harus segera melangkah lebih cepat lagi dalam rangka penyiapan SDM kompeten, sesuai program prioritas Presiden Joko Widodo. Setelah gencar pembangunan infrastruktur, dilanjutkan dengan pengembangan SDM,” kata Haris Munandar dalam keterangan tulis yang diterima Republika.co.id, Ahad (28/4).

Baca Juga

Beberapa waktu lalu, Kemenperin dan Pemerintah Provinsi Sulawesi Selatan mengumpulkan sejumlah pemimpin perusahaan manufaktur di Makassar. Upaya strategis ini merupakan tindak lanjut dari peluncuran program pendidikan vokasi industri untuk wilayah Sulawesi pada awal Januari lalu.

"Tindak lanjut ini salah satunya untuk menyusun kurikulum dan langkah lainnya yang akan perlu dilakukan,” paparnya.

Dia menambahkan, Kemenperin juga telah memfasilitasi pembangunan politeknik dan akademi komunitas di beberapa kawasan industri, khususnya di wilayah Indonesia timur. Misalnya, Politeknik Industri Logam di Morowali, Sulawesi Tengah, dan Akademi Komunitas Industri Manufaktur di Bantaeng, Sulawesi Selatan.

“Kami meyakini keberadaan politeknik atau akademi komunitas tersebut dapat memudahkan untuk menyuplai kebutuhan tenaga kerja industri yang kompeten. Sekaligus, mampu memacu produktivitas dan meningkatkan daya saing industri di kawasan tersebut,” ujar dia.

Kerja sama demikian akan menimbulkan efek berantai yang menggenjot perekonomian daerah setempat. Misalnya, kawasan industri Morowali. Nilai investasi di sana sudah menembus angka 5 miliar dolar Amerika Serikat (AS). Ekspornya mencapai 4 miliar dolar AS sehingga dapat menyerap tenaga kerja hingga sebanyak 30 ribu orang pada tahun lalu.

Haris mencontohkan, Kemenperin juga telah menjalin kerja sama dengan pemerintah Swiss untuk mengembangkan program Skill For Competitiveness (S4C). “Kami menggunakan konsep pembelajaran secara dual system, yakni 30 persen teori dan 70 persen praktik,” jelasnya.

Kemudian, seiring bergulirnya era digitalisasi, Kemenperin sedang membangun Pusat Inovasi dan Pengembangan SDM Industri 4.0 di Jakarta. “Dengan luas lahan 1,3 hektare di Permata Hijau, kami akan bangun seperti Digital Capability Center di Singapura. Kami juga melakukan kerja sama dengan McKinsey,” ungkapnya.

Sementara itu, Gubernur Sulawesi Selatan Nurdin Abdullah menambahkan pihaknya ingin terus bersinergi dengan pemerintah pusat dan pelaku industri. Tujuannya mengupayakan peningkatan pertumbuhan ekonomi di wilayahnya. Salah satu langkah strategisnya adalah menyiapkan SDM industri terampil.

“Kita harus merubah pola yang selama ini hanya menunggu kedatangan investor.Maka saat ini,kita harus menjemputnya. Kalau perlu para investor tidak perlu datang beraudiensi dikantor kepala daerah, tetapi kepala daerah yang harus mendatangi para investor dikantornya. Sekarang modelnya seperti itu," jelasnya.

Lebih lanjut, menurut Nurdin, dirinya sudah sejak lama melakukan kerja sama dan menjalin komunikasi dengan Kemenperin, terutama ketika masih menjabat sebagai Bupati Bantaeng. “Kehadiran Kemenperin tepat waktu, karena saat itu kami sedang mendorong perkembangan industri di Bantaeng. Memang kunci suksesnya adalah penyiapan SDM kompeten,” ungkapnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement