REPUBLIKA.CO.ID, KUTAI KERTANEGARA -- Berbagai kegiatan pembangunan dan pemberdayaan dengan anggaran dari pemerintah pusat melalui Dana Desa (DD) sudah dirasakan manfaatnya oleh masyarakat. Salah satunya masyarakat di Kabupaten Kutai Kartanegara (Kukar), Provinsi Kalimantan Timur.
"Tahun 2018 kami mendapat DD Rp 970,54 juta. DD tahun 2019 masih dikisaran itu. Untuk DD 2018 pekerjaannya sudah tuntas sementara untuk 2019 masih dalam proses," ujar Kepala Desa Loa Duri Ilir, Kecamamatan Loa Janan, Kutai Kartanegara, Fakhri Arsyad di desanya, Jumat (26/4) lalu.
Sesuai aturan penggunaan DD 2018, pihaknya membagi dua pola kegiatan yakni 70 persen untuk pembangunan infrastruktur dan sisanya 30 persen untuk pemberdayaan masyarakat. Sedangkan penggunaan DD tahun ini, pihaknya juga kembali mengacu pada perubahan aturan yang ditetapkan oleh Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertingal dan Transmigrasi (PDTT) yakni 60 persen untuk pembangunan infrastruktur dan 40 persen untuk pemberdayaan masyarakat.
Dalam menetapkan kegiatan baik pembangunan maupun pemberdayaan, lanjut Fakhri, dia tidak bisa semena-mena mengikuti kehendaknya. Namun sebelumnya telah melalui proses musyawarah pembangunan cukup panjang, mulai dari musyawarah tingkat RT yang dilanjutkan dengan musyawarah tingkat desa.
Dalam musyawarah pembangunan tersebut, banyak elemen masyarakat yang dilibatkan antara lain Badan Permusyawaratan Desa (BPD), lembaga kemasyarakatan desa yang meliputi PKK, Karang Taruna, Lembaga Pemberdayaan Masyarakat (LPM), RT, dan Posyandu, bahkan kelompok termarginalkan, kelompok UKM, dan kelompok tani pun dilibatkan.
Di antara tujuan pelibatan unsur masyarakat ini adalah agar masing-masing pihak memiliki usulan tentang rencana pembangunan sesuai dengan kondisi yang dihadapi mereka, sehingga usulan tersebut kemudian ditampung dan dikelompokkan berdasarkan skala prioritas sebelum dialokasikan anggarannya. Dia juga mengatakan bahwa total Anggaran Pendapatan dan Belanja Desa (APBDes) Loa Duri Ilir 2018 mencapai Rp 4,01 miliar, rinciannya adalah dari DD sebesar Rp 970,54 juta, pendapatan asli desa (PADes) Rp 72,84 juta.
Kemudian bagi hasil pajak dan retribusi tercatat Rp 77,58 juta, dari alokasi dana desa (ADD) Pemkab Kutai Kartanegara Rp 1,86 miliar serta dari pendapatan hibah dan sumbangan pihak ketiga senilai Rp 1,02 miliar. Adapun berbagai kegiatan dari DD 2018 yang manfaatnya telah dirasakan masyarakat seperti pembangunan infrastruktur antara lain pembangunan gedung pengolahan sampah Rp 111,55 juta, sarana dan prasarana PAUD Rp 25,2 juta, pembuatan turap sungai Rp 89,8 juta dan pembuatan jembatan Rp 73,63 juta.
"Sedangkan untuk pemberdayaan masyarakat antara lain pelatihan peningkatan lembaga masyarakat Rp 23,4 juta, pemberdayaan ekonomi masyarakat khususnya kelompok menjahit Rp 67,3 juta, pelatihan bagi kepala desa dan perangkat desa Rp 31,8 juta," kata Fakhri.