REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketua Umum Persatuan Penggilingan Padi dan Pengusaha Beras Indonesia (Perpadi) Suatarto Alimoeso menilai, langkah pemerintah yang menggulirkan wacana penambahan alat mesin pengering gabah (dryer) serta perbaikan gudang Bulog sudah cukup tepat.
Menurut dia, dengan penambahan dryer yang dimiliki, Bulog dapat mengoptimalisasi penyerapan gabah yang dimiliki petani secara maksimal. Kendati begitu, menurut dia, pemerintah perlu menyelaraskan dan mengkalkulasi jumlah dryer, mesin penggilingan, hingga kapasitas giling padi yang tersebar di sejumlah daerah.
“Jika efisien atau tidak menyerap gabah petani, harus dikalkulasi dulu saya kira semua aspek tadi,” kata Sutarto saat dihubungi Republika.co.id, Jumat (26/4).
Seperti diketahui, Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Darmin Nasution mengimbau agar ada penambahan jumlah dryer serta perbaikan gudang-gudang Bulog. Hal tersebut dilakukan guna menggenjot serapan gabah petani secara maksimal. Sementara itu menjelang Ramadhan, Bulog memastikan ketersediaan beras aman terkendali.
Meski ketersediaan beras Bulog jelang Ramadhan berkisar 1,97 juta ton dan nyaris 2 juta ton, Darmin meminta Bulog untuk menyerap gabah maupun beras petani sebesar 1,8 juta ton pada tahun ini. Jumlah yang ditentukan tersebut merupakan jumlah maksimal yang ditetapkan pemerintah.
Menurt dia, konsep penambahan dryer dan perbaikan gudang Bulog sebenarnya bukanlah konsep yang baru. Dia menjabarkan, sejak zaman Orde Baru pemerintah telah membangun fasilitas-fasilitas untuk Bulog guna memaksimalisasikan penyerapan hasil produk pertanian baik dari sisi manajemen hingga fasilitas unit pengolahan gabah dan beras serta pergudangan.
“Kalau kita lihat, fasilitasnya memang ada dryer dan juga mesing giling gabah,” kata dia.
Meski begitu, dia menjelaskan, kuantitas dryer Bulog yang ada saat ini belum maksimal dalam menyerap hasil panen petani. Sehingga, upaya penambahan serta revitalisasi gudang Bulog sangat relevan dengan kondisi saat ini. Dia menyebutkan, pada kunjungan kerja Presiden Jokowi beberapa waktu lalu di Sragen, pemerintah menjanjikan pemberian kredit usaha penggilingan padi kecil.
Menurut dia, dari janji yang dilontarkan pemerintah, rencananya pemberian bantuan kredit mesin-mesin penggilingan padi tersebut dapat terlaksana usai Pemilu 2019. Untuk itu saat ini, kata dia, pihaknya masih menanti janji pemerintah.
“Memang tidak ada perjanjian khusus, bentuknya hanya komitmen dan janji pemerintah saja. Kita tunggu,” kata dia.