REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kehadiran teknologi digital terbukti telah mempermudah masyarakat dalam menjalani berbagai aktivitas. Tidak terkecuali dalam hal memenuhi kebutuhan rohani dan meningkatkan spiritualitas seseorang.
Umma merupakan salah satu aplikasi mobile yang diluncurkan untuk menjawab kebutuhan rohani dan spiritualitas tersebut. Didirikan oleh anak muda Indonesia, Umma menawarkan berbagai konten Islami yang dipersonalisasi dengan memanfaatkan teknologi kecerdasan buatan.
"Prinsip dasar dari machine learning Umma sama seperti YouTube yaitu merekomendasikan konten atau artikel yang sering dibaca oleh pengguna," kata CEO dan Co-Founder Umma, Indra Wiralaksamana, saat ditemui dalam acara peluncuran aplikasi Umma, Kamis (25/4).
Menurut Indra, yang membedakan Umma dengan aplikasi sejenis lainnya yaitu tersedianya fitur komunitas. Fitur ini berisikan grup percakapan yang dimoderasi untuk memfasilitasi pengguna dalam berdiskusi. Setiap grup akan dibina oleh satu orang ustaz yang siap menjembatani apabila ada tanya jawab.
Umma juga menyediakan fitur penunjang ibadah yang terdiri dari waktu salat dan penunjuk arah kiblat yang dapat digunakan di lokasi manapun berbasis GPS. Ada pula fitur Alquran dan terjemahan yang bisa dibaca sendiri atau dinikmati dalam bentuk audiovisual. Kelebihan dari fitur ini, pengguna bis memilih kumpulan ayat berdasarkan tema kehidupan.
Selain itu, ada fitur konten yang terdiri dari beragam artikel serta berbagai video kajian dan ceramah ustaz yang telah diverifikasi dan dimoderasi. Menurut Indra, saat ini konten aplikasi Umma telah diisi oleh lebih dari 80 ustaz dan ulama yang populer di tengah masyarakat.
Ke depan, Indra mengungkapkan, Umma masih akan terus dikembangkan menyesuaikan kebutuhan-kebutuhan masyarakat. Tahun ini, Indra menargetkan, akan ada penambahan fitur baru yang akan mempermudah pengguna menemukan lokasi-lokasi terdekat seperti masjid, rumah sakit Islam, sekolah Islam, restoran halal, hingga layanan pemandian jenazah.
"Paling cepat di kuartal keempat karena kita saat ini masih fokus dikonten, dan building up user base," tutur Indra.
Sejak diluncurkan dalam versi beta setahun yang lalu, menurut Indra, jumlah pengguna yang mengunduh aplikasi ini terus mengalami peningkatan. Per April 2019, Umma telah diunduh oleh lebih dari 2,5 juta pengguna di Indonesia dengan pertumbuhan pengguna yang cukup tinggi yaitu sekitar 50 persen per kuartal dari periode Ramadhan 2018.
Garibaldi Thohir sebagai salah satu pemegang saham mengaku sangat optimistis jumlah pengguna Umma akan terus bertambah seiring semakin maraknya tren berhijrah. "Jumlah pengguna yang cukup tinggi ini membuktikan bahwa pembelajaran akan Islam telah menjadi bagian dari gaya hidup," kata Garibaldi.
Sebagai hasil karya anak bangsa, Garibaldi melihat Umma seharusnya bisa menjadi aplikasi yang lebih memahami kondisi pasar dan kultur di Indonesia. Bahkan, Garibaldi yakin Umma tidak hanya menjadi aplikasi komunitas Muslim terbesar di Indonesia tetapi juga di Asia Tenggara.
Peluncuran UMMA. Share Holder UMM Garibaldi Thohir, Kepala Badan Ekonomi Kreatif Triawan Munaf, CEO UMM Indra Wiralaksmana, dan Publik Figur Dimas Seto (dari kiri) saat meluncurkan aplikasi mobile UMMAH di Jakarta, Kamis (25/4/2019).
Dari sisi bisnis, Garibaldi melihat platform berbasis tekonologi digital memiliki prospek yang baik di masa depan. Menurutnya, ini merupakan gaya baru dari praktik ekonomi atau dia menyebutnya The New Style Economy. Garibaldy berharap, Umma bisa dinikmati oleh lebih banyak masyarakat Indonesia.
"Setahun sudah 2,5 juta yang unduh. Saya berharap setiap tahun bukan saja hanya jadi 3-4 juta tapi 6-10 juta, eksponensial karena potensinya besar. Jumlah penduduk Muslim kita kan banyak," terang Garibaldi.
Kepala Badan Ekonomi Kreatif Triawan Munaf yang juga hadir dalam acara peluncuran Umma menyampaikan harapannya agar aplikasi ini bisa menjadi wadah bagi umat Islam yang beragam. Triawan berpesan Umma harus bisa menjaga kontennya agar bisa meraih pasar yang lebih luas lagi.
"Kalau perlu Umma bisa diunduh oleh yang bukan non-Muslim karena nilai-nilai dalam Islam seperti makanan halal itu baik dan sehat untuk siapa saja," papar Triawan.