Kamis 25 Apr 2019 10:26 WIB

Kredit Bank Permata Tumbuh 4,7 Persen

Masing-msing sektor kredit Bank Permata tumbuh lima persen.

Rep: Novita Intan/ Red: Friska Yolanda
Petugas melayani transaksi nasabah di kantor layanan Permata Bank.
Foto: Republika/Prayogi
Petugas melayani transaksi nasabah di kantor layanan Permata Bank.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- PT Bank Permata Tbk sepanjang kuartal I 2019 menyalurkan kredit bruto sebesar Rp 104,5 triliun. Total kredit perseroan tumbuh 4,7 persen (year on year/yoy) dari Rp 99,8 triliun.

Direktur Utama Permata Bank Ridha DM Wirakusumah mengatakan pertumbuhan kredit ini dikontribusi dari kedua segmen bisnis. Retail Banking perseroan tumbuh sebesar lima persen dan Wholesale Banking sebesar lima persen.

Baca Juga

Pertumbuhan kredit di Retail Banking dan Wholesale Banking (Good Book) terus dilakukan secara selektif dengan berlandaskan kepada usaha perbaikan kualitas aset sesuai dengan kerangka kerja manajemen risiko kredit yang lebih pruden. 

Portofolio kredit Wholesale Banking menunjukkan perubahan kualitas secara positif yang ditunjukkan dengan perbaikan rata-rata tertimbang Credit Grade secara signifikan. "Selama kuartal I 2019, kami melihat total operating volume meningkat 36 persen yoy menjadi 64 juta, dengan Retail Banking naik 31 persen dan Wholesale Banking naik 113 persen," ungkapnya melalui siaran pers, Kamis (25/4).

Pada periode yang sama, total akun baru yang dibukukan meningkat 239 persen yoy menjadi 1,78 juta. Transaksi digital meningkat 25 persen yoy menjadi 48,3 juta. Volume transaksi berbasis API (Application Programming Interfaces) naik 133 persen yoy menjadi 8,2 juta selama kuartal ini. 

Transfer dana meningkat 19 persen yoy menjadi 8,7 juta. Transaksi Kartu Debit dan Kartu Kredit meningkat 44 persen menjadi 39,7 juta. Pada saat yang sama, biaya operasional dan jumlah karyawan kami tetap stabil yang menyebabkan penurunan 29 persen dalam biaya transaksi unit. 

Untuk mengimbangi laju kredit ini, bank juga menjaga pertumbuhan dana. Ini terlihat dari peningkatan simpanan nasabah (Dana Pihak Ketiga atau DPK) yang tumbuh sebesar tujuh persen yoy. Pertumbuhan dana ini dikontribusi dari pertumbuhan giro, tabungan dan deposito masing-masing sebesar dua persen, tiga persen dan 11 persen. 

Selanjutnya pertumbuhan simpanan nasabah akan lebih diupayakan untuk dikontribusikan dari giro dan tabungan yang merupakan sumber pendanaan yang lebih stabil dan efisien. 

Rasio NPL gross dan NPL net posisi Maret 2019 membaik secara signifikan masing-masing ke level 3,8 persen dan 1,6 persen. Rasio ini membaik dibandingkan dengan Maret 2018 sebesar 4,6 persen dan 1,7 persen maupun posisi Desember 2018 sebesar 4,4 persen dan 1,7 persen. 

Sejalan dengan upaya perusahaan untuk menjaga keseimbangan dalam memaksimalkan penyaluran kredit, perusahaan mengelola likuiditasnya secara optimal. Ini tercermin dengan membukukan LDR (Loan to Deposit Ratio) di Maret 2019 sebesar 87 persen, cenderung stabil terhadap posisi Maret 2018 dan Desember 2018 masing-masing sebesar 89 persen dan 90 persen. 

Posisi permodalan Bank juga tetap kuat terlihat dari rasio Common Equity Tier 1 (CET-1) dan Capital Adequacy Ratio (CAR) masing-masing sebesar 18,3 persen dan 19,9 persen (Maret 2019), dibanding 15,1 persen dan 17,7 persen pada periode Maret 2018. "Angka ini jauh diatas ketentuan minimum modal yang berlaku, setelah memperhitungkan tambahan kebutuhan modal Bank sebagai bank sistemik," ucapnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement