REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Corporate Secretary PT Jasa Marga (Persero) Tbk M Agus Setiawan mengungkapkan dengan mulai beroperasinya jalan tol baru maka berdampak positif pada laba bersih Jasa Marga. Begitu juga dengan masifnya kebutuhan pendanaan untuk penyelesaian konstruksi.
"Jasa Marga mampu menjaga laba bersih pada kuartal satu tahun ini tetap stabil sebesar Rp 584,8 miliar," kata Agus dalam pernyataan tertulis yang diterima Republika.co.id, Rabu (24/4).
Dalam sisi pendanaan, kata dia, Jasa Marga berusaha untuk menjaga kondisi keuangan perusahaan agar tetap solid dan memperkuat struktur permodalan. Agus mengatakan untuk mencapai kondisi tersebut, Jasa Marga juga melakukan inovasi alternatif pendanaan berbasis ekuitas yaitu Kontrak Investasi Kolektif Dana Investasi Infrastruktur (KIK Dinfra).
Agus menuturkan produk keuangan KIK Dinfra Jasa Marga tersebut merupakan yang pertama kali dicatat dan diperdagangkan di Bursa Efek Indonesia. "Seluruh capaian tersebut merupakan pembuktian Jasa Marga untuk tetap menjaga kinerja positif," ujar Agus.
Pada sisi operasional, Jasa Marga juga sudah mengoperasikan Jalan Tol Medan-Kualanamu Tebing Tinggi Seksi 7 (Sei Rampah-Tebing Tinggi) sepanjang 9,26 kilometer. Jalan Tol Medan-Kualanamu-Tebing Tinggi merupakan bagian dari Jalan Tol Trans Sumatera yang akan menghubungkan Aceh hingga Lampung.
Agus mengatakan jalan tol tersebut dapat memperlancar arus transportasi dan logistik. "Terutama arus transportasi antara Kota Medan, Bandara Internasional Kualanamu, Kawasan Ekonomi Khusus Sei Mangkei, dan Kawasan Pariwisata Danau Toba," ungkap Agus.
Selain itu, Jasa Marga mengembangkan inovasi di berbagai aspek untuk meningkatkan fasilitas dan pelayanan kepada pengguna jalan tol. Agus mengatakan salah satunya dengan menggelar simulasi transaksi nir sentuh berbasis Radio-Frequency Identification (RFID) atau Single Lane Free Flow (SLFF) di Gerbang Tol (GT) Cengkareng dan GT Kapuk pada ruas Tol Soedyatmo Maret 2019 lalu.
Teknologi yang dikenal dengan nama FLO tersebut merupakan teknologi sistem transaksi tol tanpa henti yang diproduksi oleh anak usaha Jasa Marga, PT Jasa Marga Tollroad Operator. "Sistem ini merupakan pengembangan dari teknologi Electronic Toll Collection (ETC) menuju sistem Multi Lane Free Flow (MLFF)," ungkap Agus.
Sesuai dengan rencana pengoperasian jalan tol baru pada 2019, dia memastikan Jasa Marga diharapkan dapat mengoperasikan kurang lebih 245 kilometer jalan tol baru. Semua tol tersebut tersebar di Pulau Sumatera, Pulau Jawa, Pulau Kalimantan serta Pulau Sulawesi.
Untuk target pengoperasian wilayah Jabotabek dan Pulau Jawa terdiri dari Jalan Tol Cengkareng-Kunciran (14,20 kilometer), Jalan Tol Kunciran-Serpong (11,20 kilometer), Jalan Tol Serpong-Cinere (10,14 kilometer), Jalan Tol Jakarta-Cikampek II Elevated (36,40 kilometer), Jalan Tol Pandaan-Malang (38,49 kilometer), dan Jalan Tol Gempol-Pandaan (1,60 kilometer).
Sementara itu, untuk target pengoperasian di Pulau Sumatera, Kalimantan, dan Sulawesi terdiri dari Jalan Tol Medan-Kualanamu-Tebing Tinggi Seksi 7 Sei Rampah-Tebing Tinggi (sudah beroperasi Maret 2019 sepanjang 9,26 kilometer), Jalan Tol Balikpapan-Samarinda (98,89 kilometer). Begitu juga tiga seksi untuk Jalan Tol Manado-Bitung yakni Seksi 1A Manado-Sukur (7,00 kilometer), Seksi 1B Sukur-Airmadidi (7,00 kilometet) dan Seksi 2A Airmadidi-Danowudu (11,50 kilometer).