Selasa 23 Apr 2019 14:58 WIB

Pembiayaan BTPN Syariah Tumbuh 20 Persen

BTPN Syariah melayani 3,5 juta nasabah aktif, 100 persen adalah perempuan.

Pengepul kerajinan akte, Sahniah di Dusun Batas Tembeng, Kecamatan Terara, Kabupaten Lombok Timur, Nusa Tenggara Barat (NTB). Nasabah BTPN Syariah itu mampu menggerakkan perekonomian di lokasi itu.
Foto: Republika/Umi Nur Fadhilah
Pengepul kerajinan akte, Sahniah di Dusun Batas Tembeng, Kecamatan Terara, Kabupaten Lombok Timur, Nusa Tenggara Barat (NTB). Nasabah BTPN Syariah itu mampu menggerakkan perekonomian di lokasi itu.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- PT Bank Tabungan Pensiunan Nasional Syariah Tbk (BTPN Syariah) mencatatkan kinerja dan pertumbuhan yang positif. Di kuartal I 2019 Bank membukukan pertumbuhan penyaluran pembiayaan sebesar 20 persen, menjadi 7,51 triliun dibandingkan periode yang sama di tahun sebelumnya senilai Rp 6,24 triliun.

“Kami menjalankan fungsi intermediasi dengan sehat dan seimbang. Alhamdulillah, pembiayaan tumbuh dengan baik, dan rasio pembiayaan bermasalah masih terjaga. Ini mencerminkan bahwa nasabah kami telah memiliki sikap disiplin yang tinggi,” kata Direktur Utama BTPN Syariah Ratih Rachmawaty.

Saat ini, BTPN Syariah melayani 3,5 juta nasabah aktif, 100 persen adalah perempuan keluarga prasejahtera produktif. Tidak hanya membuka akses keuangan, BTPN Syariah juga memperkuat perannya dalam memberdayakan dan meningkatkan kualitas hidup mereka dengan berbagai  program pelatihan dan pendampingan yang berkelanjutan.

“Membuat nasabah  memiliki perilaku unggul yaitu berani berusaha, disiplin, kerja keras dan solidaritas, adalah tujuan utama kami. Dengan perilaku tersebut, mereka akan mudah gapai mimpi mereka dengan cara yang tepat. Jadi kunci keberhasilan juga ada di diri mereka”, tambah Ratih.

Hingga periode ini, total aset BTPN Syariah tumbuh 32 persen menjadi 12,54 triliun dari 9,49 triliun (year on year). Dana Pihak Ketiga mencapai 7,82 triliun tumbuh 17 persen dari 6,70 triliun (year on year). Rasio kecukupan modal (Capital Adequacy Ratio/CAR) berada di posisi 39,4 persen  Laba bersih setelah pajak (NPAT) mencapai Rp 288 miliar, tumbuh 36.0 persen.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement