REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Ignasius Jonan mengaku mengapresiasi atas langkah Blue Bird sebagai salah satu perusahaan transportasi publik di Indonesia yang sudah menggunakan mobil listrik untuk armada taksinya. Jonan mengatakan, pemerintah dan Perusahaan Listrik Negara (PLN) mendukung langkah ini dengan menjamin pasokan listrik dan menyediakan fasilitas listrik.
Jonan menjelaskan, saat ini PLN, khususnya di DKI Jakarta, sudah menyediakan 1.600 stasiun pengisian listrik umum (SPLU). Targetnya akhir tahun nanti 2.000 SPLU sudah terpasang di seluruh Jakarta. Jonan menjelaskan, dengan adanya fasilitas SPLU maka akses untuk bisa melakukan charging bisa dilakukan di mana saja.
Jonan juga meminta kepada PLN untuk bisa mempermudah akses Blue Bird untuk bisa membangun SPLU yang fast charging. Ini untuk mendukung kemudahan Blue Bird dalam mobilitasnya dan fasilitas chargingnya.
"Pertama, SPLU akan diperbanyak, 1.600. Tahun ini, ya, paling nggak 2.000. Ini kan mau dipasang fast charging kan? 40 Kv, jadi bisa 25 menit 1 mobil," ujar Jonan di kantor Blue Bird, Senin (22/4).
Jonan juga menjelaskan, selain fasilitas yang sudah ada, pemerintah dan PLN juga menjamin cadangan daya listrik yang dimiliki saat ini sangat cukup untuk memenuhi kebutuhan listrik. Tak hanya itu, kata Jonan, PLN juga mempunyai program diskon pemakaian listrik terutama untuk mengisi daya kendaraan listrik.
"Ini kan PLN ada program kalau charging dari jam 10 malam sampai 6 pagi ada diskon, 30 persen. Lumayan kan? Mobil mahal, tapi biaya energinya murah, 1.467 per kwh," ujar Jonan.
Dengan mobil listrik ini, kata Jonan, bahkan konsumsi bahan bakarnya juga lebih irit daripada memakai bensin. Jonan menjelaskan untuk mobil listrik dengan jarak 50 kilometer (km) lebih hemat 40 persen biaya energinya dibandingkan mobil biasa berbahan bakar bensin dengan jarak tempuh yang sama.
"Kalau seribu, biaya bahan bakar kira-kira, ya, setengah atau 40 persen dari premium. Ini sih kami dukung, ya. Semua sih mendukung dan polusi lebih kecil. Mobilnya mahal, biaya energinya bisa lebih murah," ujar Jonan.