Ahad 21 Apr 2019 16:12 WIB

10 Alasan untuk Mendukung Pertanian

Era sekarang makin membuktikan bahwa pertanian semakin diminati masyarakat.

Red: EH Ismail
Mentan Amran Sulaiman bersama para petani
Foto: Humas Kementan
Mentan Amran Sulaiman bersama para petani

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA — Pertanian di era digital semakin menarik.  Sektor ini digeluti banyak generasi muda yang berinovasi dalam pengolahan dan pemasaran produk pertanian, sehingga memiliki nilai tambah. 

Era sekarang makin membuktikan bahwa pertanian semakin diminati masyarakat. Apalagi, digitalisasi dan penggunaan internet untuk pertanian terus digencarkan pemerintah, yang berusaha mentransformasi dari pertanian tradisional menuju pertanian moderen.

Ini ada 10 alasan mengapa masyarakat tidak boleh meremehkan sektor pertanian, seperti dijelaskan berikut ini.

Ekspor komoditas pertanian semakin gencar

photo
Penyuluh pertanian memperlihatkan padi unggulan hasil panen dari bibit inpari 30 di sawah Indrapuri, Aceh Besar, Aceh, Sabtu (30/3/2019).

Seperti diketahui bersama, Kementerian Pertanian (Kementan) sedang aktif mendorong dan membuka peluang ekspor dengan beberapa negara di Asia, Eropa dan Amerika. Usaha ini bahkan sudah membuahkan hasil.

Hal itu terjadi ketika bisa memasukkan komoditas pertanian ke negara dengan pasar besar. Seperti Jepang, Spanyol, dan Amerika Serikat. Adapun komoditas ekspor potensial yang dikirim antara lain buah tropika, padi, jagung dan olahan ayam.

Makanan yang dikonsumsi setiap hari terbuat dari hasil pertanian dan peternakan

photo
Makanan pedas.

Selama masih mengonsumsi makanan: daging, telur, sayur, buah, dan nasi atau jagung, itu artinya harus bersyukur karena masih memiliki petani dan peternak. Masih ada orang yang setiap hari bersentuhan langsung dengan kebun, sawah dan peternakan.

Nah, untuk yang belum tahu. Saat ini di sektor pertanian juga sedang terjadi regenerasi petani, dari generasi tua kepada khususnya anak muda. Saat ini banyak generasi millenial yang menilai bahwa sektor pertanian adalah mata pencaharian yang menjanjikan dan bergengsi.

Pertanian adalah sektor yang menantang dan masih banyak peluang

photo
Petani memanen padi di sawah miliknya di Tangerang, Banten, Kamis (18/4/2019).

Pernahkan mendengar berbagai bidang studi terkait produksi, pemuliaan, dan proteksi tanaman? Tantangan yang masih dihadapai di lapangan bisa berupa hama, lahan yang suboptimal atau kekeringan dan banjir yang membuat produksi tanaman merosot. 

Nah, tantangan ini tentu memanggil siapa pun yang berjiwa muda untuk bergabung di sektor ini dan memecahkan persoalan yang dihadapi. Sebagai manusia yang memiliki potensi dan mengemban tugas mulia, pertanian sangat menantang. 

Sebab, betapa bangganya bangsa ini memiliki orang-orang yang akan menyelamatkan dan menyediakan pangan untuk orang banyak. Dengan kata lain, siapa pun harus terlibat menyelamatkan sektor pangan negara.

Mahasiswa pertanian terus berinovasi untuk meningkatkan produksi

photo
Sejumlah anggota Koramil 04/Dempet dan Posramil Kebonagung bersama Dinas Pertanian, Karang Taruna, Mahasiswa KKN STAIN serta Kelompok Tani Tirta Jaya 1 membantu petani menanam refugia di lahan pertanian padi di Desa Mijen Timur Kecamatan Kebonagung, Ahad (7/1).

Banyak anak muda yang masuk fakultas pertanian di berbagai universitas. Harapan bangsa ini menuju lumbung pangan dunia semakin nyata. Tapi, kaum intelektual ini dituntut terus berinovasi mengembangkan dan meningkatkan sektor pertanian menjadi lebih baik. Satu contoh adalah dikembangkanya 6 Politeknik Pertanian, sebagai sekolah tinggi yang akan menjawab kebutuhan inovasi di lapangan.

Mahasiswa pertanian diharap mampu menjawab semua pertanyaan dari petani

photo
Petani membawa cabai merah saat panen di area perkebunan Desa Alue Raya, Kecamatan Samatiga, Aceh Barat, Aceh, Sabtu (6/4/2019).

Sebagai Mahasiswa, yang juga kalangan yang menyandang status kaum intelektual. Mereka harus belajar serius dalam menyerap semua materi pelajaran di kampus. Ini tak lain untuk memenuhi kebutuhan pengetahuan agar bisa menjawab persoalan para petani di Lapangan. 

Petani kadang menguji mereka dengan semua pertanyaan. Petani menantang untuk memecahkan semua masalah yang dihadapi di lapangan, dari persoalan budidaya sampai pasar.

Lulusan pertanian bisa mandiri tanpa harus mencari pekerjaan

photo
Petani dibantu anggota Bintara Pembina Desa (Babinsa) Kodam Iskandar Muda (kedua kiri) dan personil Bhayangkara Pembina Keamanan dan Ketertiban Masyarakat (Bhabinkamtibmas) Polda Aceh (kedua kanan) memanen padi pada musim panen perdana 2019 di Indrapuri, Aceh Besar, Aceh, Sabtu (30/3/2019).

Selesai sekolah atau kuliah. Satu yang menjadi pertanyaan banyak orang adalah soal masa depan. Dimana bekerjanya dan apa bidang kerjanya adalah dua pertanyaan yang kerap kali terlontar. Akan tetapi, semua pertanyaan itu bisa kamu patahkan jika kamu adalah lulusan pertanian.

Mahasiswa lulusan pertanian sudah pasti dapat memilih bidang kerja dan peluang besar berkiprah di sektor pertanian kita yang sangat menantang dan potensial. Kamu tidak perlu mencari pekerjaan jika lulusan pertanian, tinggal mempraktekan ilmu yang didapat dan menciptakan lapangan kerja sendiri.

Pertanian adalah bisnis

photo
Menteri Pertanian, Amran Sulaiman menghadiri kegiatan Hari Krida Nasional (HKN) di lapangan utama Komplek Pemkab Bandung Barat, Kamis (21/3).

Bicara pertanian berarti sedang mendalami bisnis yang menjanjikan. Sebab, sektor ini merupakan kebutuhan dasar manusia dalam menjalani kehidupan sehari-hari. 

Tak perlu diuraikan lebih jauh, konsumsi makan kita sudah pasti bersumber dari sektor pertanian dan peternakan. Bisnis pertanian variasinya sangat banyak, bisa di bagian hulu dalam penyediaan alat mesin dan sarana produksi, maupun di hilie dalam pascapanen dan pemasaran.

Petani adalah orang-orang bisnis

photo
Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman saat melakukan uji coba penggunaan B100 kepada 50 traktor dan mobil Kementerian Pertanian, di Jakarta, Senin (15/4).

Masuk ke dunia pertanian berarti secara tidak langsung kamu sudah masuk bagian dari orang orang pebisnis. Banyak pengusaha besar, konglomerat yang usahanya dari sektor ini. Betul, banyak sekali potensi yang bisa kamu garap untuk mendulang uang dari pertanian. 

Bisnis pertanian bisa dengan melakukan jual beli hasil perkebunan, juga proses pascapanen seperti makanan olahan. Nah, dengan potensi yang ada ini, kamu harus siap jadi pebisnis muda. Yang penting, kamu komitmen dan bertanggung jawab.

Lulusan pertanian dapat menanam dan memelihara hewan secara organik

photo
Menteri Pertanian Amran Sulaiman berfoto bersama penyuluh pertanian di Makassar Sulsel

Lulusan pertanian dituntut mampu mengembangkan komoditas sesuai potensi alam, sehingga rendah input luar. Mereka juga dituntut menggenjot produksi pangan dan peternakan untuk memenuhi kebutuhan lokal maupun ekspor ke luar negeri secara organik. 

Meski banyak tuntutan, tetapi sebagai lulusan pertanian pasti bisa menjawab semua tuntutan tersebut.

Pertanian bukan hanya sains, melainkan pandangan hidup

photo
Petani memanen padi di sawah miliknya di Tangerang, Banten, Kamis (18/4/2019)

Sudah menjadi rahasia umum jika semua manusia bergantung hidup pada sektor pangan. Manusia dan pertanian benar-benar tak bisa dipisahkan karena sektor ini bagian dari kehidupan itu sendiri. Untuk itu, sebaiknya kamu memiliki kemampuan bertani, setidaknya untuk bertahan hidup dan kembali ke alam.

Terakhir, mengulang yang sering disampaikan oleh Menteri Pertanian (Mentan) Andi Amran Sulaiman bahwa 8 dari 10 Konglomerat Indonesia memiliki bisnis di bidang pertanian. Untuk itu, Mentan mengajak generasi muda semangat menjadi wirausaha di sektor pertanian.

"Kami mengajak anak muda menjadi pengusaha muda pertanian. Dari 10 konglomerat Indonesia, 8 orang bergerak di sektor pertanian. Jadilah pengusahan yang jujur, pekerja keras dan tidak korupsi. Jika mau kaya, maka masuklah di sektor pertanian," tegas Mentan.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement