REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Bank Indonesia (BI) mencatat neraca perdagangan Indonesia pada Maret 2019 mengalami surplus 0,54 miliar dolar AS atau meningkat dari 0,33 miliar dolar AS pada bulan sebelumnya. Peningkatan surplus dipengaruhi oleh kenaikan pada neraca perdagangan nonmigas akibat peningkatan ekspor nonmigas yang lebih besar dibandingkan dengan peningkatan impor nonmigas.
Bank Indonesia memandang peningkatan surplus neraca perdagangan pada Maret 2019 berdampak positif pada upaya memperbaiki kinerja neraca transaksi berjalan. “Ke depan, Bank Indonesia dan pemerintah akan terus berkoordinasi mencermati perkembangan ekonomi global dan domestik sehingga tetap dapat memperkuat ketahanan sektor eksternal, termasuk prospek kinerja neraca perdagangan,” ujar Direktur Eksekutif Departemen Komunikasi Onny Widjanarko dalam keterangan tulis yang diterima, Sabtu (20/4).
Selain itu, defisit neraca perdagangan migas menurun dibandingkan dengan kondisi bulan sebelumnya. Surplus neraca perdagangan nonmigas pada Maret 2019 tercatat 0,99 miliar dolar AS, meningkat dibandingkan dengan surplus pada bulan sebelumnya sebesar 0,80 miliar dolar AS.
Kondisi ini dipengaruhi oleh peningkatan ekspor nonmigas sebesar 1,49 miliar dolar AS (mtm) atau lebih besar dibandingkan dengan peningkatan impor nonmigas sebesar 1,30 miliar dolar AS (mtm). Peningkatan ekspor nonmigas terutama terjadi pada bahan bakar mineral, besi dan baja, bijih, kerak, dan abu logam, serta kertas atau karton. Sementara itu, peningkatan impor nonmigas terutama terjadi pada impor mesin dan peralatan listrik, mesin atau pesawat mekanik, besi dan baja, serta serealia.
Defisit neraca perdagangan migas pada Maret 2019 tercatat 0,45 miliar dolar AS, menurun dibandingkan dengan defisit pada bulan sebelumnya sebesar 0,47 miliar dolar AS. Penurunan defisit ini dipengaruhi penurunan impor migas sebesar 0,04 miliar dolar AS (mtm), sedangkan ekspor migas hanya menurun 0,02 miliar dolar AS (mtm). Penurunan impor migas terjadi pada komponen hasil minyak dan gas seiring dengan penurunan volume impor hasil minyak dan gas.
Sementara itu, penurunan ekspor migas terjadi pada komponen hasil minyak dan minyak mentah seiring dengan penurunan volume ekspor hasil minyak dan minyak mentah serta penurunan harga ekspor hasil minyak.