Kamis 18 Apr 2019 19:39 WIB

'Apresiasi IHSG Bentuk Kepercayaan Investor Terhadap Pemilu'

Analis mengingatkan investor tidak terlena dengan sentimen pemilu.

Investor memantau pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) melalui ponsel pintar, Kamis (18/4).
Foto: Republika/Idealisa Masyrafina
Investor memantau pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) melalui ponsel pintar, Kamis (18/4).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Bursa Efek Indonesia (BEI) menilai bahwa apresiasi Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) merupakan salah satu bentuk kepercayaan investor terhadap pelaksanaan pemilihan umum 2019 yang kondusif. IHSG bergerak menguat di sepanjang perdagangan Kamis (18/4).

"Kalau kita lihat (pemilu), berjalan damai, tenang, pencoblosan juga oke. Jadi itu tercermin dalam market di sini, market cukup confident," ujar Direktur Utama BEI Inarno Djajadi di Jakarta, Kamis.

Baca Juga

Ia menjelaskan pelaksanaan pesta demokrasi yang berjalan kondusif dapat membawa IHSG menuju tren positif secara jangka pendek maupun panjang. "Kelihatannya, investor sudah buy in terhadap kemarin (pemilu)," katanya.

Hal senada dikatakan CEO PT Arah Investasi Mandiri, Hendra Martono Liem. Ia mengatakan sejumlah pelaku pasar saham mulai mengambil posisi beli seiring dengan pelaksanaan pemilu yang aman.

"Tidak ada kecemasan di diri investor atau suatu gerakan yang kurang bagus. Pemerintah menjaga keamanan tetap kondusif," katanya.

Ia menambahkan kepercayaan di pasar saham juga terlihat dari investor asing yang mencatatkan pembelian bersih sebesar Rp 1,4 triliun pada Kamis ini. Kendati demikian, Hendra Martono Liem mengingatkan agar investor tetap waspada terhadap aksi ambil untung ketika harga saham bergerak naik.

"Aksi profit taking tetap membayangi pergerakan pasar saham di saat harga sedang naik. Namun, hal itu wajar," ucapnya.

IHSG pada Kamis (18/4) ditutup menguat 25,68 poin atau 0,4 persen ke posisi 6.507,22. Sedangkan kelompok 45 saham unggulan atau indeks LQ45 bergerak naik 6,17 poin atau 0,6 persen menjadi 1.030,12.

Sebelumnya, Direktur Strategi Investasi dan Kepala Makroekonom Bahana TCW Investment Management, Budi Hikmat mengingatkan agar investor tidak terlena dengan sentimen pemilu karena masih terdapat sentimen lainnya. Sentimen yang juga harus diperhatikan di antaranya laporan kinerja keuangan emiten, kebijakan pemerintah dalam perbaikan defisit transaksi berjalan hingga kabinet baru di pemerintahan mendatang.

"Sentimen-sentimen itu cukup mempengaruhi investor menanamkan dananya di pasar modal," katanya.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement