REPUBLIKA.CO.ID, MAKASSAR -- Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman mengapresiasi kinerja para petani di wilayah Sulawesi Selatan (Sulsel) yang menunjukan tren pertumbuhan pertanian di wilayah tersebut. Hal itu seiring dengan tercapainya kinerja ekspor komoditas pertanian asal Sulsel sebesar Rp 800 miliar.
Dia menjelaskan, pertumbuhan ekspor pertanian di wilayah Sulsel salah satunya didukung dengan tersedianya distribusi transportasi langsung menuju negara tujuan ekspor. Tidak seperti sebelumnya yang harus transit dulu lewat sejumlah wilayah, Amran menyebut kesempatan itu akan memacu sektor pertanian semakin meningkatkan volume ekspornya.
“Sekarang sudah bisa ekspor ke Cina dan Eropa lewat Sulsel langsung, dulu kan masih transit di Lampung dan Surabaya,” kata Amran kepada wartawan usai melakukan kunjungan kerja berjumpa dengan petani, di Kabupaten Talakar, Sulsel, Jumat (12/4).
Guna mendukung target peningkatan ekspor produk pertanian di wilayah tersebut, pihaknya telah memetakan sejumlah wilayah dengan potensi produksinya. Dia mencontohkan, sejumlah kabupaten di Sulsel seperti Takalar, Gowa Jeneponto, dan Bantaeng merupakan lumbung jagung yang berada di wilayah tersebut.
Untuk itu Kementerian Pertanian (Kementan) menargetkan pembangunan pabrik pakan dapat terealisasi ke depannya. Menurutnya, para petani di wilayah-wilayah tersebut kerap memaksimalkam lahan tadah hujan dan juga gunung untuk ditanami jagung. Sementara itu berdasarkan Peraturan Menteri Perdagangan (Permendag) Nomor 58 Tahun 2018, harga pokok penjualan (HPP) minimal Rp 3.150 per kilogram (kg).
Dengan HPP tersebut, Amran mengklaim petani sudah mendapatkan untung. Sehingga saat ini, kata dia, jumlah impor jagung sebesar 3,5 juta ton yang nilainya mencapai Rp 10 triliun pada masa lalu dapat diredam. Menurutnya saat ini Kementan telah menyetop impor jagung dari Amerika Dan Argentina.
“Bahkan sekarang kita sudah mampu ekspor,” kata Amran.
Dalam kesempatan tersebut Amran menyebutkan, sepanjang kurun 2014 hingga awal 2019, Kementan telah memberikan bantuan pertanian sebesar Rp 15,7 triliun. Bantuan tersebut dialokasikan ke sejumlah wilayah antara lain Kabupaten Takalar Rp 374,3 miliar, Gowa Rp 780,2 miliar, Jeneponto Rp 455,7 miliar, Bantaeng Rp 249,8 miliar, Bulukumba Rp 509,3 miliar, Sinjai Rp 335,8 miliar, dan Kabupaten Selayar Rp 440,3 miliar.
Adapun bantuan untuk Kabupaten Takalar sebesar Rp 33 miliar yang terdiri dari ayam 165 ribu ekor. Bantuan tersebut sekaligus gratis kandang, vaksin dan pakan selama enam bulan, bibit kelapa 5.000 batang, kambing, sapi, benih sayuran, bibit mangga, benih padi, jagung dan alat mesin pertanian.
Khusus bantuan alat mesin pertanian, sambung Amran, total bantuan yang tersalurkan sepanjang 2015 hingga 2018 untuk Provinsi Sulawesi Selatan sebanyak 25.410 unit dengan nilai bantuan mencapai Rp 920,6 miliar. Di Takalar, bantuan alat mesin pertanian yang digelontorkan mencapai 1.986 unit dengan nilai mencapai Rp 49 miliar.
"Dan di awal pemerintahan Jokowi-JK ini juga telah dialokasikan anggaran Rp 3 triliun untuk pembangunan tiga bendungan di Jeneponto, Sidrap, dan Luwu," kata Amran.
Sementara itu Bupati Takalar Syamsari Kitta mengapresiasi berbagai program dan bantuan yang diberikan Kementan kepada daerahnya. Dia membeberkan, bantuan pertanian yang mengalir ke Kabupaten Takalar mencapai nilai puluhan miliar baik dalam bentuk saluran irigasi, jalan usaha tani, alat mesin pertanian (alsintan), dan bantuan program bekerja untuk 2.500 Kepala Keluarga (KK) miskin tani.
“Dan hari ini pun kami berterima kasih, Kementan memberikan kembali bantuan sebesar Rp 33 miliar untuk pengembangan pertanian kami,” kata Syamsari.
Syamsari pun menuturkan, bersama segenap bupati yang hadir hari ini yakni Jeneponto, Bulukumba, Bantaeng, Sinjai, Gowa dan Selayar menyampaikan terima kasih kepada Bapak Presiden Jokowi yang telah memberikan kebijakan dan keberpihakan untuk membantu petani. Tahun lalu juga dikucurkan dana desa Rp 134 miliar dan rata-rata untuk enam kabupaten, total bantuan mencapai Rp 1 triliun.
"Bantuan semuanya dirasakan petani,” kata dia.
Dia menambahkan, Kabupaten Takalar saat ini juga sedang menjalankan program satu sapi satu KK satu sapi sejak 2018. Program yang dibiayai oleh anggaran pendapatan dan belanja daerah (APBD) tersebut diharapkan dapat bersinergi dengan bantuan yang diberikan oleh Kementan.
Syamsari pun menyampaikan apresiasinya kepada pemerintah melalui Kementan dengan pemberian 500 ekor sapi. Sedangkan pada tahun 2019 ini, pengadaan sapi sebanyak di Kabupaten Takalar menvapai 3.000 ekor.