REPUBLIKA.CO.ID, NEW YORK -- Federal Reserve AS kemungkinan akan membiarkan suku bunga tidak berubah tahun ini. Hal ini dilakukan mengingat sejumlah risiko bagi ekonomi AS dari perlambatan global serta ketidakpastian kebijakan perdagangan dan kondisi keuangan, menurut risalah dari pertemuan kebijakan 19-20 Maret.
Bank sentral AS berputar secara tiba-tiba pada pertemuan itu ke posisi yang jauh kurang agresif. Risalah yang dirilis pada Rabu (10/4) menunjukkan para pembuat kebijakan setuju untuk bersabar untuk mengambil langkah apa pun terhadap suku bunga.
"Mayoritas peserta berharap bahwa evolusi prospek ekonomi dan risiko-risiko terhadap prospek kemungkinan akan menjamin mempertahankan kisaran target (suku bunga) tidak berubah untuk sisa tahun ini," demikian menurut risalah.
Para gubernur bank sentral AS juga memperdebatkan kemungkinan langkah kebijakan yang dapat dilakukan The Fed setelah mereka mengakhiri program pengurangan neraca pada September. Beberapa menganjurkan pembelian sekuritas surat utang negara AS pada saat itu.
Reaksi pasar keuangan terhadap rilis risalah pertemuan kebijakan Maret sebagian besar redup. Saham-saham AS sedikit berubah dan imbal hasil (yield) surat utang negara bergerak naik dari level terendah hari ituBeberapa pembuat kebijakan mengatakan mereka mungkin berubah pikiran tentang apakah langkah Fed selanjutnya adalah menaikkan atau menurunkan suku bunga.
"Beberapa peserta mencatat bahwa pandangan mereka tentang kisaran target yang tepat untuk suku bunga federal fund bisa bergeser ke arah mana pun berdasarkan data yang masuk," tulis risalah.