Rabu 10 Apr 2019 12:48 WIB

Kementan Pertemukan Petani dan Pelaku Usaha di Lembang

Petani ingin menjual hasil bumi melalui satu pintu.

Red: EH Ismail
Pertemuan petani dan pengusaha di Lembang Bandung Jawa Barat beberapa waktu lalu
Foto: Humas Kementan
Pertemuan petani dan pengusaha di Lembang Bandung Jawa Barat beberapa waktu lalu

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA — Kementerian Pertanian menyelenggarakan koordinasi akses pemasaran produk hortikultura di Balai Besar Pelatihan Pertanian (BBPP) Lembang, Selasa (9/4). Pertemuan tersebut dihadiri kelompok tani dari Kabupaten Bandung, Brebes, Garut, Malang serta petani Core Farmer BAVAST (Bandung Vegetables Station).

Kegiatan ini sekaligus mempertemukan petani dengan para eksportir seperti PT Nusa Berdaya Indonesia, Rodeo Fresh, PT. Sabas Sinergi Indonesia (sikumis.com), dan AEON. Di sini petani turut membawa contoh produk mereka untuk dapat dilihat langsung oleh para pelaku pasar.

Dirjen Hortikultura Suwandi mengatakan, "Petani Indonesia harus naik kelas: berkumpul membentuk badan lembaga seperti koperasi, badan usaha milik petani. Selanjutnya mengikuti falsafah sapu lidi, yakni jika petani berkumpul posisinya menjadi lebih kuat dan mempunyai posisi tawar yang lebih baik."

Counterpart Taiwan Technical Mission, Yeyen, memaparkan apa yang telah mereka lakukan dalam pengembangan kapasitas petani hortikultura sejak 2015 hingga 2019. Sejauh ini pihaknya sudah melaksanakan pelatihan pengelolaan packing house, budidaya menggunakan modern screen house, dan training of trainer untuk 90 PPL dan 60 ketua kelompok tani. “Kami juga menggelar pelatihan agribisnis sayuran dengan pola on site training," papar Yeyen.

Kisah sukses

photo
Produk pertanian

Abdi Prasetyo, champion hortikultura turut bercerita mengenai kisah sukses pengembangan pasar lelang cabai di Kabupaten Sleman. Pasar lelang ini lahir antara lain karena banyaknya tengkulak yang ada di Sleman. Petani ingin menjual hasil bumi melalui satu pintu sehingga memperpendek rantai pemasaran yang ada. Tujuannya agar produk dari petani dapat langsung dipasarkan ke perusahaan besar.

Pemuda yang juga anggota Asosiasi Hortikultura Puncak Merapi ini juga bercerita, sekarang pasar lelang sudah berjalan setiap hari dan memberikan harga lebih baik. Pada kesempatan itu dipaparkan juga kunci sukses menjalin kemitraan dengan industri oleh Kelompok Tani Gemah Ripah II Ngantru Malang oleh Supriyo. 

"Saya memiliki aset sebesar Rp 500 juta, sudah pernah mengirim 2.700 ton kentang ke PT. Indofood, dan sudah berhasil membangun madrasah dan jembatan. Kunci kesuksesan itu adalah kepercayaan," ucap Supriyo bangga.

Perwakilan PT Nusa Berdaya Indonesia, Pekik Warnendya, memaparkan peluang pasar ekspor produk hortikultura ke United Kingdom berupa buah-buah eksotis seperti nanas, manggis, rambutan, salak, nangka, buah Naga, jeruk purut, dan mangga arumanis. 

Permintaan Pasar UK sampai saat ini masih belum bisa dipenuhi. Permintaan 2.000 kg mix fruits per hari baru bisa dipenuhi 200 kg per minggunya. “Salah satu permintaan misalnya jeruk purut, ternyata sangat berpotensi dipenuhi oleh petani Lembang karena daerah ini penghasil jeruk purut yang cukup besar," ujarnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement