Rabu 10 Apr 2019 12:38 WIB

Operasi Pasar Bawang Berdampak pada Penurunan Harga

Operasi pasar akan terus dilakukan.

Rep: Imas Damayanti/ Red: EH Ismail
ilustrasi bawang putih
Foto: Humas Kementan
ilustrasi bawang putih

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA — Kementerian Pertanian (Kementan) menggelar operasi harga bawang di Pasar Mangga Dua, Surabaya, Selasa malam (9/4). Kegiatan ini menyebabkan harga bawang merah mengalami penurunan hingga Rp 24 ribu per kg.

Operasi ini digelar bekerja sama dengan swasta. Bawang putih saat ini per kg menyentuh harga Rp 45 ribu per kilogram. 

“Di Pasar Mangga Dua ini kami melakukan operasi pasar bawang putih dengan harga Rp 18 ribu sebanyak 16 ton, sementara bawang merah Rp 23 ribu per kikogram sebanyak 7 ton," kata Direktur Pengolahan dan Pemasaran Hortikultura, Kementan Yasid Taufik, dalam keterangan tertulis kepada Republika.

Di pasar saat ini, bawang putih mencapai Rp 40 ribu sementara bawang merah Rp 31 ribu. Di hari kedua operasi pasar, harga bawang merah turun hingga Rp 24 ribu per kg. 

Kementan berupaya memobilisasi pelaku usaha yang peduli terhadap kepentingan petani dan konsumen untuk menstabilkan harga. “Termasuk bawang putih yang tadinya Rp 40 ribu per kilogran lalu kita operasi pasar seharga Rp 18 ribu per kilogram," jelas Yasid.

Operasi pasar ini akan terus dilakukan ke depan baik itu Jakarta atau Surabaya hingga harga kembali stabil. Yasid menyebutkan, harga bawang merah di tingkat petani berkisar Rp 19 sampai 21 ribu per kg, dikarenakan keterlambatan panen dan masalah transportasi menyebabkan kenaikan harga. 

Kesuksesan operasi pasar tidak terlepas dari partisipasi pihak swasta untuk mau menjual kembali dengan harga yang menguntungkan konsumen. Menyinggung soal pasokan jelang puasa, Yasid menegaskan bahwa semuanya aman, Ketersediaan bawang merah menjelang hari raya sudah kondusif. 

"Pola tanam di petani juga sudah diatur sedemikian rupa untuk menghadapi kebutuhan jelang puasa dan lebaran. Jadi dipastikan stok aman," bebernya.

Dukungan swasta

photo
Komoditas bawang putih

Yasid mengatakan dengan gejala sedikit naiknya harga selama 2 minggu ini, berkat operasi pasar, harga semakin stabil. Karenanya, Kementan berterima kasih kepada pelaku usaha yang peduli terhadap pasokan dan harga, PT Cahaya Bahari, PT Aman Buana Putra dan CV Bawang Mas 99. 

CEO CV Bawang Mas 99, Thio Herry mengatakan meski nyaris tidak mendatangkan keuntungan dari sisi ekonomis. Pelaku usaha mengaku terpanggil dalam upaya stabilisasi harga ini. Pasalnya ini tujuannya untuk masyarakat tersenyum. 

"Kondisi ini tidak akan berlangsung lama, pasti sebentar lagi akan turun. Yah, kisaran 3 sampai 4 hari harga akan stabil," ujarnya.

Hal serupa diakui Direktur PT Cahaya Bahari Jakarta, Hasan. Ia pun turut mengamini serupa agar operasi pasar berdampak signifikan pada penurunan harga atau stabil.

"Kami harap barang di sini lekas habis karena harga yang kita jual cukup fantastik dan terjangkau konsumen, maka dari itu diharapkan harga cepat turun," katanya.

Swasembada bawang putih

Yasid membeberkan Kementan tak hanya mengatur pola tanam bawang merah sebagai upaya pengamanan harga dan pasokan. Bawang putih pun mendapat fokus serupa dengan target swasembada pada 2021 nanti.

"Kami konsolidasi pada level on farm, yaitu bagaimana meningkatkan luas tanam bawang putih di sentra - sentra yang memiliki ketinggian di atas 800 m dpl," cetusnya.

Figur pengusaha muda pertanian

Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman berusaha menciptakan petani muda yang mau turun ke ladang. Tak berbeda jauh, pengusaha muda bidang pertanian turut mewarnai jaminan ketersediaan pangan.

Misalnya, pengusaha muda yang sekaligus CEO PT Aman Buana Putra, Aman Buana Putra mengatakan perusahaannya merupakan perusahaan ekspor impor pangan yang pernah beberapa kali ekspor bawang ke beberapa negara ASEAN mengaku tertarik berbisnis di bidang pertanian yang berkaitan langsung dengan urusan hajat hidup orang banyak. 

Tak melulu soal keuntungan bisnis, pengusaha yang baru berusia 26 tahun ini, mengaku berhubungan dengan para petani menambah wawasan dan cakrawala hidupnya.

"Kita hidup pasti perlu makan. Makan itu hasil pertanian. Apa yang kita makan itu hasil pertanian. Dengan dekat dengan petani, kita jadi tahu kekurangan dan kelebihan kita apa, apa yang harus kita bantu untuk mereka. Ini demi pertanian bangsa Indonesia," ujar Aman.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement