Rabu 10 Apr 2019 08:08 WIB

Batumbu, Fintech Lending dengan Sistem Kemitraan

Batumbu adalah platform, sehingga tak boleh memberikan dana secara langsung.

Rep: Umi Soleha/ Red: Budi Raharjo
Direktur  PT Berdayakan Usaha Indonesia (Batumbu), Michael Jermia Tjahjamulia menjelaskan potret industri fintech saat ini di Gondangdia, Menteng,  Jakarta, Selasa (9/4).
Foto: Republika/Umi Soleha
Direktur PT Berdayakan Usaha Indonesia (Batumbu), Michael Jermia Tjahjamulia menjelaskan potret industri fintech saat ini di Gondangdia, Menteng, Jakarta, Selasa (9/4).

REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA -- Hampir sebagian besar industri keuangan berbasis teknologi atau finansial technology (Fintech) di Indonesia, salah satunya peer-to-peer (P2P) lending, memberikan pinjaman untuk keperluan konsumtif. Hadir berbeda dengan lain, PT Berdayakan Usaha Indonesia (Batumbu) membawa warna baru dengan fokus pada pembiayaan modal kerja UKM melalui kemitraan strategis.

Co-founder dan CEO Batumbu, Sonny Christian Joseph mengatakan, Batumbu sangat beruntung didukung oleh pemegang saham yang solid seperti Validus Capital Pte Ltd dan Triputra Group. Validus, ujarnya, merupakan salah satu P2P lending terbesar di Singapura dan memiliki model bisnis yang sama melakukan pembiayaan pada UKM.

"Kami mengadopsi sistem platform algoritma mereka yang tentunya sudah teruji dan kami melakukan improvisasi untuk disesuaikan dengan karakteristik pasar UKM di indonesia," ujaranya dalam sebuah diskusi di Gondangdia, Menteng,  Jakarta, Selasa (9/4).

Sementara Triputra Group, menurutnya, adalah kelompok usaha yang memiliki latar belakang yang kuat dan ekosistem usaha yang luas. Ekosistem usaha yang dimilik oleh mitranya tersebut akan menjadi potensi UKM yang akan mereka danai.

Sonny menjelaskan, Batumbu fokus memberikan pendanaan pada UKM. Pola ini disebut ekosistem tertutup, dimana P2P lending perlu memiliki mitra sebelum memberikan pendanaan. P2P lending tidak seperti bank konvensional yang bisa melakukan intermediasi.

"Dimana pihak bank mengumpulkan dana dari pihak ketiga (masyarakat) lalu menyalurkan ke pengusaha UKM dalam bentuk pinjaman. Batumbu adalah platform, sehingga tidak boleh memberikan dana secara langsung, kami sebagai jembatan antara penyedia dana dan pelaku UKM," ujarnya.

Ia menyampaikan, UKM Indonesia perkembangannya sangat tinggi namun akses terhadap permodalannya sangat terbatas. Berdasarkan hasil survei yang Batumbu, UKM di Indonesia baru 69 persen mendapatkan fasilitas pinjaman dari perbankan sedang 31 persen mendapatkan pendanaan dari keluarga, teman bahkan beberapa berasal dari rentenir.

"Ini kesempatan yang besar bagi kami untuk membantu pendanaan pada pelaku UKM. Fintech adalah alternatif yang baik dibandingkan pembiayaan konvensional yang sudah ada. UKM bisa mendapatkan pembiayaan yang lebih cepat, simpel dan sesuai dengan kebutuhan pengusaha UKM," ungkapnya.

Batumbu, ungkapnya, telah melakukan mitigasi berlapis untuk menjamin kemamanan semua pihak. Diantaranya, memberikan opsi ansuransi kepada funder atau penyedia dana."Perbedaan lain antara P2P lending dengan bank konvensional adalah jika terjadi kemacetan pembayaran dari peminjam,  penyedia dana yang menanggung sehingga untuk memproteksi dana funder kami berikan opsi ansuransi," ujarnya.

Sonny menjelaskan, Batumbu dikelola oleh orang-orang yang memiliki passion yang tinggi terhadap sektor UKM dan berpengalaman dalam pembiayaan kredit UKM. Juga dikombinasikan dengan orang-orang yang memiliki pengalaman dan hasrat di bidang perkembangan teknologi. Kombinasi ini menghasilkan perusahaan fintech lending yang inovatif dan selalu berorientasi pada pemenuhan kebutuhan nasabah, namun tetap menjalankan prinsip kehati-hatian yang tinggi.

Sebagai bankir dengan pengalaman kerja lebih dari 23 tahun, Sonny optimistis Batumbu dapat memainkan peran secara optimal dalam memajukan UKM. Ia melihat banyak UKM yang belum terlayani industri keuangan konvensional karena ketidaksesuaian model bisnis usaha dengan skema pinjaman.

“Sebagian pelaku UKM tidak sekadar membutuhkan akses keuangan yang mudah, murah dan cepat. Mereka juga memerlukan pembiayaan yang fleksibel, sesuai kebutuhan dan berkelanjutan,” katanya.

Selain menjembatani UKM dengan para pemilik dana, Batumbu peduli pada peningkatan kapasitas usaha para peminjam. Untuk itu, Batumbu akan menyelenggarakan berbagai program peningkatan kapasitas bagi UKM melalui penyebaran informasi dan pengetahuan, serangkaian pelatihan maupun konsultasi bisnis yang relevan dengan kebutuhan UKM.

“Mereka bukan cuma butuh modal kerja, tetapi juga partner dan pendamping untuk tumbuh dan berkembang. Kami hadir untuk itu,” tutup Sonny.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement