Rabu 10 Apr 2019 04:50 WIB

Kelompok Menengah Muslim Pentingkan Kredibilitas Logo Halal

Masyarakat Muslim Indonesia menilai logo halal dari MUI lebih kredibel

Rep: Retno Wulandhari/ Red: Nidia Zuraya
Logo halal dari LPPOM MUI.
Foto: Republika/Tahta Aidilla
Logo halal dari LPPOM MUI.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Seiring perkembangan zaman, pola konsumsi pangan masyarakat Indonesia mengalami perubahan, termasuk kalangan menengah Muslim. Ketua Program Studi Bisnis Islam Program Pendidikan Sarjana Universitas Indonesia Sri Rahayu Hijra Hati menjelaskan, perubahan pola konsumsi itu dipengaruhi oleh sejumlah faktor.

Selain faktor pemasukan, pola konsumsi juga dipengaruhi oleh faktor besarnya jumlah generasi milenial dan tingkat urbanisasi di Indonesia. "Ketiga faktor tersebut secara simultan mendorong perubahan gaya hidup masyarakat Indonesia, dan tentunya juga kelas menengah Muslim," kata Sri, Selasa (9/4).

Baca Juga

Menurut Sri, kesibukan sehari-hari, paparan sosial media dan tersedianya aplikasi delivery makanan secara daring menyebabkan banyak masyarakat menengah untuk mengkonsumsi makanan yang sudah jadi, makan di luar (eating out) atau menyimpan makanan instant atau frozen food di rumah.

Namun, karena kalangan kelas menengah biasanya juga merupakan kalangan yang terdidik, banyak juga yang menyadari pentingnya kesehatan, sehingga permintaan atas makanan sehat seperti sayur buah-buahan organik menjadi semakin tinggi.

Di samping itu, konsumen Muslim Indonesia juga lebih mementingkan kredibilitas dari logo halal sebuah makanan dibandingkan memperhatikan produk itu asli lokal atau impor. Sri mencontohkan, produk makanan impor berupa mie instan yang pernah menjadi tren di masyarakat.

Mie instan tersebut sebetulnya telah memperoleh sertifikasi  halal dari Federasi Muslim Korea. Namun, karena ada isu-isu negatif terkait kehalalan produk akhirnya produsen perusahaan tersebut mendaftarkan produknya ke Majelis Ulama Indonesia (MUI).

"Hal ini mungkin disebabkan masyarakat Muslim Indonesia merasa bahwa sertifikasi halal atau halal logo dari MUI lebih kredibel atau lebih  bisa dipercaya," tutur Sri.

Dilihat dari daya belinya, menurut Sri, kemampuan beli kelas menengah Indonesia secara umum cukup besar. Kelompok menengah ke bawah rata-rata pendapatan mencapai Rp 36 juta sampai Rp 59 juta per bulan, sedangkan kelompok menengah ke atas pendapatannya mencapai Rp 60 juta sampai Rp 120 juta per bulan.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement