REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi menyebutkan bahwa sejumlah trayek tol laut berpotensi menjadi komersial setelah dilintasi angkutan barang secara terjadwal. Salah satu upaya trayek tol laut menjadi komersial adalah dengan menitipkan angkutan barang ke kapal swasta untuk memenuhi volume kapal tersebut.
“Ada beberapa daerah yang bisa jadi komersial karena tol laut karena kita sudah operasikan tol laut lama-lama ada kapal komesial yang datang,” kata Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi di sela-sela Rapat Kooridnasi Direktorat Jenderal Perhubungan Laut di Kemenhub, Jakarta, Senin (8/4).
Menurut Budi, peran tol laut sangatlah strategis dalam menekan disparitas harga bahan pokok di Indonesia bagian Barat dan Timur. Namun, lanjut dia, agar berkelanjutan tidak bisa seterusnya diberikan subsidi dan didorong untuk menjadi komersial.
Dia menyebutkan contoh daerah yang dilintasi tol laut dan berpotensi menjadi komersial adalah di Dobo dan Saumlaki, Maluku. Saat ini, terdapat tiga perusahaan pelayaran swasta yang telah dinyatakan menang dalam lelang operator untuk tujuh trayek angkutan tol laut tahun 2019.
Ketiga perusahaan tersebut adalah PT Mentari Sejati Perkasa (Mentari Lines), PT Pelayaran Tempuran Emas Tbk (Temas Line), dan PT Pelangi Tunggal Ika. Adapun ketiga perusahaan tersebut merupakan pemenang lelang yang telah ditetapkan pada 25 Maret 2019 dan selanjutnya ketujuh trayek tersebut akan segera beroperasi melayani masyarakat di berbagai daerah.
Pembagiannya, Mentari Lines akan menjadi operator untuk empat trayek yaitu trayek H-2 dengan rute Tanjung Perak-Wanci-Namlea-Namrole-Tanjung Perak, lalu trayek H-3 yakni Tanjung Perak-Tenau-Saumlaki-Dobo-Tanjung Perak, juga trayek T-9 dari Tanjung Perak-Oransbari-Waren-Teba-Ambon-Tanjung Perak serta trayek T-12 untuk rute Saumlaki-Larat-Teba-Moa-Kisar-Kalabahi-Saumlaki. Sementara Temas Line akan menjadi operator untuk trayek T-11 yakni Tanjung Perak-Fakfak-Kaimana-Timika-Agats-Boven Digoel-Tanjung Perak.
Sedangkan PT Pelangi Tunggal Ika akan menjadi operator trayek Tenau-Rote-Sabu-Lamakera-Tenau (T-13) dan Tenau-Lewoleba-Tabilota-Larantuka-Marapokot-Tenau (T-14).