Ahad 07 Apr 2019 07:56 WIB

Dahana Bangun Pabrik Bahan Baku Peledak Senilai Rp 1,1 T

Pabrik bahan baku peledak ini akan dibangun di Bontang, Kalimantan Timur

Rep: Novita Intan/ Red: Nidia Zuraya
Bahan peledak, amonium nitrat (ilustrasi)
Foto: mediaindonesia.com
Bahan peledak, amonium nitrat (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, BONTANG — PT Dahana (Persero) melakukan pembangunan Pabrik Amonium Nitrat di kawasan Loktuan dan Guntung, Bontang, Kalimantan Timur. Pabrik ini merupakan bahan baku utama dalam industri bahan peledak yang akan mendukung kegiatan industri pertambangan terutama batu bara.

Pemerintah melalui Kementerian BUMN mendukung project nasional ini, salah satunya dengan pencanangan proyek yang telah dilaksanakan akhir Oktober 2018 lalu.

Baca Juga

Direktur Utama PT Dahana Budi Antono mengatakan teknologi yang digunakan di pabrik ini dipilih berdasarkan kajian teknologi atas licensor-licensor yang telah dilakukan dan direkomendasikan oleh BPPT.

Sementara untuk pemilihan perusahaan EPC dilakukan melalui mekanisme tender internasional dan telah ditunjuk konsorsium Wijaya Karya-Sedin sebagai pelaksana pembangunan pabrik AN ini. Mengenai nilai investasi, Budi mengestimasi nilai proyek pabrik Amonium Nitrat ini senilai Rp 1,1 triliun.

“Amoniak sebagai satu-satunya bahan baku disamping udara  akan disuplai dari PT Pupuk Kalimantan Timur sesuai dengan kebutuhan. Proyek ini diharapkan pada 2021 sudah dilaksanakan commisioning,” ujarnya dalam keterangan tulis yang diterima Republika, Ahad (7/4).

Soal pemasaran, Budi menyebut pasar yang dibidik terutama pasar dalam negeri. Produk yang dihasilkan dari pabrik ini, akan dimanfaatkan seluruhnya oleh Dahana untuk substitusi impor pemenuhan pasar Dahana, sehingga dapat menghemat devisa negara.

Dia menjelaskan pembangunan pabrik AN akan menjadi katalisator bagi tumbuh dan kembangnya industri turunannya, baik untuk sektor komersial maupun pertahanan. “Dengan kehadiran Pabrik Amonium Nitrat, kemandirian industri bahan peledak yang terlepas dari impor menjadi sebuah keniscayaan khususnya industri pertahanan yang berujung pada kemandirian Alutsista Nasional,” ungkapnya.

Pabrik ini merupakan kerjasama antara PT Dahana (Persero) yang merupakan BUMN yang bergerak dibidang bahan peledak dan PT Pupuk Kalimantan Timur yang bergerak dibidang pupuk di bawah Holding PT Pupuk Indonesia (Persero). Komplek Pabrik ini direncanakan memiliki kapasitas produksi 75.000 ton AN pertahun yang terdiri dari pabrik AN dan Pabrik Asam Nitrat serta sarana pendukungnya.

Dukungan terhadap pembangunan Pabrik Amonium Nitrat (AN) PT Dahana (Persero) kehadiran dari masyarakat yang berada di sekitar lokasi pabrik. Hal tersebut terlihat dalam acara sosialisasi pembangunan pabrik dengan masyarakat yang dilaksanakan pada 4 dan 5 April 2019.

Pertemuan pertama yang dihelat di Balai Kelurahan Loktuan pada 4 April 2019 dipadati oleh masyarakat Kelurahan Loktuan.  Dalam sosialisasi yang berlangsung hangat ini, organisasi masyarakat, babinsa, bhabinkamtibmas, dan mitra kerja Kelurahan Loktuan memberikan banyak masukkan dan dukungan kepada Dahana.

Camat Bontang Utara Zemmy Hasz mengatakan kawasan buffer zone harus diprioritaskan terlebih dahulu dan segala sesuatu yang dibutuhkan oleh warga perlu melalui satu pintu agar tertib seperti membuat sekretariat yang nanti akan dikoordinir oleh pihak kelurahan.

“Agar perusahaan dan warga bersama-sama mengawal kegiatan PT Dahana. Kami juga mengapresiasi Dahana yang berkomitmen terhadap penyerapan tenaga kerja, pengelolaan lingkungan, CSR dan PKBL untuk masyarakat sekitar pabrik,” tuturnya.

Sementara itu,  sosialisasi di Kelurahan Guntung dilaksanakan pada Jumat 5 April 2019.  Dukungan juga datang dari Ketua LPM Guntung Rahmat.  Menurutnya, pihaknya mendukung pembangunan pabrik tersebut.

“Kami setuju, dan berharap masyarakat mendapat manfaat optimal dari kehadiran pabrik baru ini,” ungkapnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement