Senin 01 Apr 2019 18:36 WIB

Transaksi Nontunai Mandiri Syariah Capai 80,76 Juta

Transaksi e-channel Mandiri Syariah 80,76 juta tumbuh 8,15 persen.

Rep: Novita Intan/ Red: Gita Amanda
Bank Mandiri Syariah
Foto: Republika/Edwin Dwi Putranto
Bank Mandiri Syariah

REPUBLIKA.CO.ID, DENPASAR -- Sepanjang 2018, PT Bank Mandiri Syariah (Persero) mencatat transaksi e-channel mencapai 80,76 juta transaksi. Angka tersebut tumbuh 8,15 persen dibandingkan tahun sebelumnya yang 74,67 persen.

Peningkatan ini dikontribusikan dari transaksi mobile banking tumbuh 58,50 persen menjadi 14,99 juta dibandingkan tahun sebelumnya 9,46 juta dan transaksi e-channel lainnya seperti ATM, net banking, dan lainnya sebesar 0,84 persen menjadi 65,77 juta dibandingkan tahun sebelumnya 65,22 juta.

Baca Juga

Direktur Technology & Operation Mandiri Syariah Achmad Syafii mengatakan, perseroan terus memberikan kemudahan layanan transaksi digital kepada para nasabah. Salah satunya inovasi yang dilakukan dengan bekerja sama dengan berbagai start-up di Indonesia.

“Kami melihat transaksi digital sangat menjanjikan, memberikan peluang untuk kami bekerja sama dengan start-up d Indonesia, tentunya dengan menyasar Muslim milenial,” ujarnya seusai acara MoU Hijup dan Bank Mandiri Syariah di Living Stone, Bali, Senin (1/4).

Pada hari ini, Bank Mandiri Syariah bekerja sama dengan e-commerce fashion Muslim HIJUP terkait layanan jasa dan produk perbankan berdasarkan prinsip syariah. Achmad berharap kolaborasi ini dapat meningkatkan jumlah transaksi e-channel pada tahun ini.

“Kami targetkan transaksi e-channel sebesar 20 persen, sudah termasuk kerja sama dengan Hijup,” ucapnya.

Dia mengakui, pasar keuangan syariah masih tergolong kecil hanya 6 persen sehingga diharapkan kolaborasi dengan berbagai start-up di Indonesia mampu mendorong transaksi nontunai. 

“Kalau kita mengandalkan tumbuh organik maka sangat jauh, kemarin fee base kami Rp 183 miliar atau tumbuhnya 15-20 persen,” ungkapnya.

Bank Mandiri Syariah mencatat laba bersih naik 65,74 persen menjadi Rp 605 miliar dibandingkan posisi per akhir 2017 sebesar Rp 365 miliar. Peningkatan laba antara lain ditopang oleh membaiknya fee based income (FBI) sebesar 19,4 persen semula Rp 943 miliar pada tahun 2017 menjadi Rp 1,13 triliun per akhir 2018. 

FBI perseroan bersumber dari jasa transaksi dan lainnya. Selain dari FBI , sumber laba perusahaan adalah pertumbuhan pendapatan margin bagi hasil bersih yang meningkat Rp 402 miliar atau secara tahunan tumbuh 5,52 persen menjadi Rp 7,69 triliun per akhir 2018. Pendapatan margin bagi hasil bersih perseroan pada 2017 sebesar Rp 7,29 triliun. Pertumbuhan margin bagi hasil bersih tersebut didorong oleh pertumbuhan dan perbaikan kualitas pembiayaan.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement