REPUBLIKA.CO.ID, SAN FRANCISCO - Perusahaan perjalanan global Uber Technologies Inc. akan menghabiskan 3,1 miliar dolar AS untuk mengakuisisi saingannya di Timur Tengah, Careem. Uber membeli dominasi di wilayah kompetitif tersebut sebelum penawaran umum perdana yang sangat diantisipasi.
Uber mengatakan pada Senin (25/3) pihaknya akan membayar 1,4 miliar dolar AS dalam bentuk tunai dan 1,7 miliar dolar AS dalam bentuk uang kertas dalam perjanjian yang memberikannya kepemilikan penuh atas Careem. Perjanjian yang telah lama diharapkan ini mengakhiri lebih dari sembilan bulan negosiasi antara kedua perusahaan dan memberikan Uber kemenangan yang sangat dibutuhkan setelah serangkaian divestasi luar negeri.
"Angka tersebut akan dapat dikonversi menjadi saham Uber dengan harga yang setara dengan 55 dolar AS per lembar saham," kata Uber. Langkah ini menandai kenaikan hampir 13 persen dari harga saham Uber dalam putaran pembiayaan terakhir yang dipimpin oleh SoftBank Group Corp lebih dari setahun yang lalu.
Akuisisi tersebut menjadikan Careem anak perusahaan yang sepenuhnya dimiliki oleh Uber dan akan menjaga merek dan aplikasi Careem tetap utuh, setidaknya pada awalnya. "Salah satu pendiri Careem, Mudassir Sheikha, Magnus Olsson, dan Abdulla Elyas tetap bersama Careem setelah akuisisi," kata perusahaan dilansir Reuters.
Akan tetapi, dewan direksi Careem akan dirombak dengan tiga kursi diberikan kepada perwakilan Uber dan dua kursi milik Careem. Sheikha, yang adalah CEO Careem, dan Olsson akan memiliki kursi dewan direksi. Seorang juru bicara Uber menolak untuk mengatakan siapa yang akan ditunjuk Uber ke dewan direksi.
Pembelian tunai dan saham senilai 3,1 miliar dolar AS membeli semua investor di luar Careem, kata perusahaan itu, dan saham Careem akan dikonversi menjadi ekuitas Uber. Careem telah mengumpulkan kurang dari 800 juta dolar AS dari investor dan pada Oktober memiliki penilaian dua miliar dolar AS.
Pendukungnya termasuk pembuat mobil Jerman Daimler AG, perusahaan tumpangan Cina Didi Chuxing, perusahaan internet Jepang Rakuten Inc., dan investor Saudi Kingdom Holding Company. Kesepakatan itu diperkirakan akan ditutup pada kuartal pertama 2020. Ini berarti tidak akan tercermin pada pendapatan dua kuartal Uber yang dirilis sebagai perusahaan publik, meskipun kemungkinan akan diungkapkan dalam pengajuan IPO publik. Uber akan memulai IPO bulan depan dan diperkirakan akan menerima valuasi setidaknya 100 miliar dolar AS.
Perjanjian tersebut tunduk pada persetujuan peraturan, termasuk oleh pejabat antimonopoli di negara tempat Careem beroperasi. Peraturan itu dapat mencegah kesepakatan untuk bergerak maju atau memaksa perusahaan untuk memodifikasi persyaratan.
Kesepakatan ini sangat penting bagi Uber. Kemampuan Uber sempat dipertanyakan untuk menjadi pemain global setelah menjual operasinya di Cina, Rusia, dan Asia Tenggara kepada rival lokal karena mengalami kerugian besar.
Kepala Eksekutif Uber Dara Khosrowshahi dalam sebuah pernyataan menyebut perjanjian dengan Careem sebagai momen penting bagi Uber. Uber sangat ingin mencapai kesepakatan sebelum perusahaan memulai "roadshow" -nya ketika akan bertemu dengan investor pasar publik sebelum mencatatkan saham di Bursa Efek New York.
Kesepakatan itu memungkinkan Uber untuk mengklaim dominasi di wilayah yang berkembang untuk transportasi daring di luar Amerika Serikat. Uber beroperasi di lebih dari 70 negara. Akan tetapi menghadapi saingan kuat di Amerika Latin dan India serta regulasi yang keras di Eropa.
Careem selama tahun lalu mengembangkan bisnisnya dengan cepat, termasuk menambahkan layanan pengiriman, dan kemudian naik hampir dua kali lipat valuasinya, menekan Uber untuk menaikkan harga penawarannya.