Sabtu 23 Mar 2019 21:57 WIB

Aceh Disarankan Bentuk KEK Pariwisata Halal

KEK Pariwisata diyakini permudah Aceh jadi destinasi wisata halal

Rep: Dedy Darmawan Nasution/ Red: Ichsan Emrald Alamsyah
Wisatawan berswafoto di lokasi wisata terapung Pantai Lhokseudu, Kabupaten Aceh Besar, Aceh, Rabu (13/2/2019).
Foto: Antara/Ampelsa
Wisatawan berswafoto di lokasi wisata terapung Pantai Lhokseudu, Kabupaten Aceh Besar, Aceh, Rabu (13/2/2019).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Pariwisata, Arief Yahya, mengusulkan kepada Pemerintah Provinsi Aceh untuk membentuk Kawasan Ekonomi Khusus Pariwisata. KEK Pariwisata diyakini akan mempermudah Aceh menjadi destinasi wisata halal yang dapat diunggulkan Indonesia.

Usulan tersebut diampaikan Arief kepada PLT Gubernur Aceh Nova Iriansyah dan Kepala Dinas Pariwisata dan Budaya Aceh Jamaluddin.  Arief mengatakan, perizinan bagi investor akan jauh lebih mudah jika Aceh memiliki sebuah KEK. Selain itu, pemenuhan infrastruktur penunjang juga akan diprioritaskan oleh pemerintah.

Baca Juga

Salah satu bukti manfaat dari KEK yakni di Nusa Dua, Bali, serta Lombok, NTB. Kedua daerah tersebut langsung mengalami perkembangan pesat di sektor pariwisata setelah menjadi KEK. 

“Aceh sedang bersiap menjadi salah satu world best halal destination. Potensi Aceh sebagai destinasi halal sudah tidak diragukan,” kata Arief dalam keterangannya, Sabtu (23/2).

Menurut Arief, saat ini, Aceh bersama Lombok tengah mengarah untuk menjadi destinasi wisata halal. Namun, khusus Aceh, masih menghadapi masalah aksesibilitas. Usulan pembentukan KEK Pariwisata di Aceh juga bukan tanpa dasar. Menurut dia, minat masyarakat setempat untuk menjadikan Aceh sebagai kawasan wisata halal cukup tinggi.

Wisatawan dari Cina Selatan dan India merupakan segmen wisatawan yang dapat ditarik ke Aceh. Sebab, penduduk Cina Selatan didominasi oleh warga muslim yang juga memiliki potensi sebagai kantong wisatawan. Warga Cina Selatan menyukai Indonesia karena pantai dan kuliner ikan cakalang.

Sementara India, juga menjadi pasar wisatawan yang potensial karena 40 persen penduduknya merupakan muslim.

"Untuk itu, bila ada maskapai yang mau membuka rute baru penerbangan, Kemenpar akan memberikan insentif hingga 50 persen. Kemenpar siap memberikan subsidi di awal-awal bagi penerbangan yang membuka rute baru karena permintaanya pasti masih kecil, khususnya rute dari dan ke China Selatan serta India," ujarnya.

Sementara itu, Pelaksana Tugas Gubernur Aceh, Nova Iriansyah, menuturkan, jumlah kunjungan wisatawan di Aceh terus meningkat. Pada 2017 Aceh mampu menarik 2,3 juta wisatawan lokal. Selanjutnya, pada 2018 meningkat menjadi 2,5 juta wisatawan lokal. Adapun untuk 2019, Aceh menargetkan bisa menarik 150 ribu wisatawan dari mancanegara.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement