REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kebijakan Bank Indonesia (BI) untuk mempertahankan suku bunga acuan dinilai memberikan angin positif bagi pasar keuangan. Menurut analis Binaartha Sekuritas, M Nafan Aji Gusta Utama, selama pekan ini, IHSG lebih cenderung menguat.
"Secara eksternal, dovish statement dari The Fed pada penetapan tingkat suku bunga yang dipertahankan di level 2,5 persen tentunya memberikan katalis positif bagi menguatnya IHSG maupun rupiah," kata Nafan saat dihubungi Repiblika.co.id, Jumat (22/3).
Nafan mengatakan dovish effect ini menyebabkan dolar AS terdepresiasi dibandingkan dengan berbagi instrumen lainnya. Apalagi sebelumnya pada awal pekan ini para pelaku pasar global sudah memprediksikan terkait dengan hal tersebut.
Secara internal, para pelaku pasar juga mengapresiasi langkah BI dalam menetapkan BI 7-day Reverse Repo Rate (BI 7DRR) di level 6 persen. Langkah ini diambil dalam rangka menjaga tingkat stabilitas moneter.
Sebelumnya, kebijakan menahan suku bunga oleh BI ini merupakan respon terhadap sikap The Fed yang juga menahan rencana kenaikan suku bunga. Komite Pasar Terbuka Federal (FOMC) memutuskan mempertahankan kisaran target untuk suku bunga Federal Fund Rate (FFR) pada 2,25 persen hingga 2,50 persen.