REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pertumbuhan ekonomi Indonesia kuartal I diprediksi masih konsisten di kisaran 5,2 persen. Salah satu faktornya, menurut Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo, tingginya konsumsi rumah tangga pemerintah maupun swasta.
Perry menjelaskan, pemerintah memberikan stimulus fiskal yang besar untuk bantuan sosial. Hal ini mendorong daya beli masyarakat khususnya menengah ke bawah. Ada pun konsumsi pemerintah nonrumah tangga berkaitan dengan persiapan Pemilihan Umum (Pemilu).
"Pertumbuhan ekonomi yang 5,2 persen itu terutama didukung oleh kuatnya konsumsi pemerintah baik rumah tangga maupun nonrumah tangga," ujar Perry, Jumat (22/3).
Pertumbuhan juga didukung dari sisi investasi yang cukup tinggi. Hal ini didorong dengan pembangunan infrastruktur yang terus berlangsung, baik terkait pembangunan fisik maupun perusahaan energi.
Meski demikian, Perry mengakui investasi nonkonstruksi masih mengalami perlambatan. Secara keseluruhan, Perry memaparkan, investasi di awal memang memiliki pola yang lebih lambat dibandingkan triwulan keempat. Namun, Perry optimistis, investasi akan semakin meningkat hingga akhir tahun.
Selain itu, indikator pertumbuhan ekonomi lainnya juga terlihat dari tren penjualan otomotif yang cukup baik. Menurut Perry, kredit perbankan untuk otomotif juga mengalami peningkatan.
"Itu terbukti juga kenapa kemarin di Januari pertumbuhan kreditnya relatif tinggi sekitar 12,1 persen, itu mendorong pertumbuban ekonomi domestik," tutup Perry.