REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Garuda Indonesia memastikan sudah mengajukan pembatalan pemesanan 49 pesawat Boeing 737 Max 8. Meski begitu, Garuda Indonesia sudah membayar pre down payment sebesar 26 juta dolar ASkepada Boeing untuk 50 unit pesawat jenis tersebut, satu sudah dikirim.
“Kalau sesuai kontrak kita nggak bisa tarik. Kita akan usahakan untuk negosiasi itu,” kata Ari di Plaza Indonesia, Kamis (21/30.
Ari menjelaskan terdapat dua opsi yaitu jika masih memesan Boeing maka kerugian dari pembayaran pre down payment akan berkurang. Namun jika deadlock maka Garuda tidak akan memesan lagi pesawat Boeing 737 Max 8. Hanya saja, Ari yakin Boeing masih bisa bernegosiasi.
Jika nantinya uang tersebut tidak akan kembali, Ari mengaku hal tersebut menajdi risiko Garuda Indonesia karena secara kontrak tidak bisa dilakukan.
“Mereka (Boeing) nggak mungkin juga karena jangka panjangnya kan kita. Kita salah satu maskapai di Asia Tenggara terbanyak memesan dari Boeing,” jelas Ari.
Dia yakin untuk saat ini Boeing tidak akan mengabaikan Garuda Indonesia terkait pemesanan jenis pesawat tersebut. Pasalnya, Garuda Indonesia termasuk maskapai yang merupakan salah satu pemimpin pasar.
Garuda membaya uang muka sebesar 26 juta dolar AS untuk pemesanan 50 unit Boeing 737 Max 8. Garuda membatalkan pesanan itu karena citra Boeing 737 Max 8
pascajatuhnya pesawat Lion Air dan Ethiopian Airlines.
Ari membuka kemungkinan jika Garuda Indonesia tetap akan beralih kepada pabrikan selain Boeing. “Kalau beralih mungkin saja kalau negonya stuck. Pastinya kita akan risiko kehilangan pre down payment,” tutur Ari.