Kamis 21 Mar 2019 15:23 WIB

PJB akan Tambah Pasokan Daya Listrik 2.000 MW

Tambahan dua PLTU ini akan meningkatkan kapasitas pembangkit PJB menjadi 14.000 MW

Sejumlah petani menggarap lahan sawahnya dengan latar belakang proyek pembangkit listrik tenaga uap (PLTU) Cilacap Ekspansi Fase 2, 1x1.000 Megawatt di Desa Karangkandri, Kesugihan, Cilacap, Jawa Tengah, Selasa (24/4).
Foto: antara/Idhad Zakaria
Sejumlah petani menggarap lahan sawahnya dengan latar belakang proyek pembangkit listrik tenaga uap (PLTU) Cilacap Ekspansi Fase 2, 1x1.000 Megawatt di Desa Karangkandri, Kesugihan, Cilacap, Jawa Tengah, Selasa (24/4).

REPUBLIKA.CO.ID, SURBAYA -- PT Pembangkitan Jawa-Bali (PJB), anak perusahaan PT PLN (Persero), akan mengoperasikan dua proyek pembangkit listrik tenaga uap (PLTU) skala besar pada akhir 2019. kedua pembangkit itu adalah PLTU Jawa 7 berkapasitas 2x1.000 MW di Bojanegara, Banten, dan PLTU Cilacap Ekspansi 1x1.000 MW di Cilacap, Jawa Tengah.

Direktur Operasi I PJB Sugiyanto mengatakan untuk PLTU Jawa 7, unit pertama sebesar 1.000 MW akan beroperasi secara komersial (commercial on date/COD) pada Oktober 2019 dan unit kedua juga berkapasitas 1.000 MW akan menyusul 3-4 bulan kemudian atau awal 2020. Sementara itu, PLTU Cilacap Ekspansi berdaya 1.000 MW akan COD pada Oktober 2019.

Baca Juga

"Dengan demikian, pada akhir tahun ini, kami akan mengoperasikan pembangkit sebesar 2.000 MW dari PLTU Cilacap Ekspansi dan PLTU Jawa 7 Unit 1, serta awal 2020, bertambah lagi 1.000 MW dari PLTU Jawa 7 Unit 2," katanya di Surabaya, Kamis (21/3).

Menurut Sugiyanto, tambahan dua PLTU skala besar dengan total daya 3.000 MW tersebut akan meningkatkan kapasitas pembangkit PJB dari saat ini sekitar 11.000 MW menjadi 14.000 MW pada awal 2020. "Tambahan pembangkit ini tentunya akan meningkatkan keandalan sistem kelistrikan khususnya interkoneksi Jawa-Bali," katanya.

Di luar pembangkit yang dioperasikan PJB, tambah Sugiyanto, sistem kelistrikan Jawa-Bali juga akan mendapat tambahan daya dari sejumlah pembangkit lainnya pada 2019. Pembangkit yang direncanakan beroperasi di Jawa-Bali tersebut antara lain Lontar, Banten 400 MW, Grati, Jawa Timur 400 MW, dan Tanjung Priok, Jakarta 300 MW.

Saat ini, beban puncak sistem Jawa-Bali mencapai 27.100 MW dan akan bertambah 1.400 MW menjadi 28.500 MW pada akhir 2019. Sementara itu, tambahan daya pembangkit yang direncanakan hingga akhir 2019 sedikitnya mencapai 3.100 MW.

"Dengan demikian, sistem kelistrikan interkoneksi Jawa-Bali tentunya akan semakin andal. Margin reserve (cadangan daya) juga makin meningkat menjadi di atas 30 persen," katanya.

Sugiyanto juga mengatakan di Jatim merupakan lumbung energi listrik di sistem Jawa-Bali. Menurut dia, saat ini, pembangkit-pembangkit di Jatim menyuplai daya sekitar 2.000 MW ke wilayah barat atau Jateng, Jabar, DKI, dan Banten.

Sementara itu, ke arah timur, memasok daya ke wilayah Bali melalui kabel laut sebesar 500 MW.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement