Rabu 13 Mar 2019 17:09 WIB

Strategi Railink Tingkatkan Penumpang Kereta Bandara

Railink menargetkan 1,3 juta penumpang kereta bandara pada 2019

Rep: Novita Intan/ Red: Nidia Zuraya
Penumpang melihat pesawat terbang dari dalam kereta bandara Railink di Tangerang, Senin (15/10).
Foto: Antara/Dhemas Reviyanto
Penumpang melihat pesawat terbang dari dalam kereta bandara Railink di Tangerang, Senin (15/10).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA — Kehadiran kereta bandara menjadi moda transportasi alternatif bagi masyarakat untuk cepat sampai ke Bandara Soekarno Hatta. Maklum saja, kepadatan jalan kerap menyulitkan masyarakat menuju bandara dengan tepat waktu.

Pemerintah menugaskan PT Railink memberikan layanan kereta api bandara secara maksimal kepada masyarakat. Railink merupakan perusahaan patungan antara PT Kereta Api Indonesia (KAI) dan PT Angkasa Pura II (Persero).

Baca Juga

Pada 26 Desember 2017, kereta bandara ini resmi dibuka untuk masyarakat umum. Kereta bandara ini berangkat dari Stasiun Sudirman Baru (BNI City).

Sebagai pengelola, Railink terus berupaya mengembangkan inovasi guna menarik masyarakat memakai kereta bandara. Vice President Commercial Passanger PT Railink Fitri Kusuma Wardhani mengatakan perseroan akan terus mengembangkan kereta bandara secara jumlah penumpang fisik maupun layanan kepada masyarakat.

“Kami kerja sama dengan corporate, salah satunya. Kami akan kerja sama dengan e-commerce, seperti Bukalapak, sekarang menunggu PKSnya saja dan kerja sama dengan beberapa airlines,” ujarnya usai acara ‘MoU PT Railink dan Garuda Group’ di Stasiun Sudirman City, Rabu (13/3).

Tak hanya itu, menurutnya perseroan juga telah bekerja sama dengan 10 perbankan nasional antara lain empat bank milik Himpunan Bank Milik Negara (Himbara) dan sisanya perbankan swasta. Langkah ini guna mendongkrak jumlah penumpang pada tahun ini.

Perseroan menargetkan 1,3 juta penumpang pada 2019 dibandingkan tahun lalu hanya 800 ribu penumpang. Perseroan juga menargetkan okupansi kereta bandara sekitar 20 persen dengan jumlah 272 kursi.

“Kalau sesuai harapan belum, kita masih sekitar 20 persen (okupansi) karena kami juga belum satu-satunya transportasi ke bandara,” ungkapnya.

Harga tiket kereta Bandara Soekarno-Hatta belum pernah naik atau turun sejak awal dioperasikan. Pada awal operasi, harga tiket promosi sempat diberlakukan sebesar Rp 30 ribu dan kemudian kembali ke harga normal di Rp 70 ribu setelah peresmian pengoperasian.

PT Railink sempat mengusulkan kenaikan tarif kereta bandara dari saat ini Rp 70 ribu menjadi Rp 100.000. Namun sampai saat ini niatan tersebut belum direalisasikan. Pembelian tiket dapat dilakukan melalui tiga cara, yaitu melalui mesin tiket di Stasiun KA Bandara, reservasi di Aplikasi Railink di smartphone, dan online booking.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement