Sabtu 09 Mar 2019 12:48 WIB

Pemenang Nobel: Infrastruktur Adalah Investasi Pembangunan

Pembangunan infrastruktur harus direncanakan agar berfungsi baik.

Pemenang nobel ekonomi Profesor Finn Kydland (kanan).
Foto: Nobel Prize
Pemenang nobel ekonomi Profesor Finn Kydland (kanan).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pemenang nobel ekonomi Profesor Finn Kydland menilai pembangunan infrastruktur merupakan investasi yang baik untuk menggenjot pembangunan. Namun, pembangunan infrastruktur harus dilakukan secara terencana dan penuh perhitungan agar ke depan dapat berfungsi dengan baik.

Ia mencontohkan bagaimana Amerika Serikat usai keluar dari Krisis Finansial Global pada 2008 berupaya menggenjot pembangunan infrastruktur. Sayangnya, beberapa pembangunan tidak direncanakan dengan baik sehingga proyeknya tidak berfungsi sebagaimana mestinya.

Baca Juga

"Semua pembangunan infrastruktur itu pada dasarnya baik, namun saya berharap dilakukan secara terencana dan meyakinkan untuk menunjukkan bahwa pembangunan ini bermanfaat bagi peningkatan ekonomi," kata pemenang nobel ekonomi tahun 2004 tersebut di Jakarta, Jumat (8/3).

Profesor Finn Kydland melakukan kunjungan ke Indonesia untuk memberikan seminar pembangunan ekonomi bertajuk 'Consistent Economic Policy and Economic Development' kepada para mahasiswa Binus University dan masyarakat. Pidato Profesor Finn Kydland dalam seminar tersebut berfokus pada gagasan bahwa pemerintah perlu membuat komitmen yang kredibel terhadap kebijakan ekonomi yang baik agar negara mendapatkan manfaat jangka panjang.

Untuk mencapai hal ini, pemerintah perlu menilai faktor-faktor seperti inovasi, tingkat produktivitas, infrastruktur, investasi asing langsung, dan pajak di antara banyak faktor lainnya. "Memiliki kebijakan ekonomi yang tepat dapat meningkatkan perdagangan nasional dan internasional sekaligus menyejahterakan masyarakat," katanya. 

Finn Kydland merupakan peraih nobel untuk bidang ekonomi tahun 2004. Ia mendapatkan penghargaan itu atas kontribusinya pada bidang makroekonomi dinamis, konsistensi waktu kebijakan ekonomi dan kekuatan pendorong di belakang siklus bisnis.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement