Jumat 08 Mar 2019 16:06 WIB

Perusahaan Operator Berpeluang Tingkatkan Laba

Kerugian sepanjang 2018 disebabkan beban utang meningkat.

Rep: Retno Wulandhari/ Red: Friska Yolanda
Pekerja memasang kabel telekomunikasi di kawasan Cikeas, Bogor, Jawa Barat, Selasa (16/10/2018).
Foto: Antara/Yulius Satria Wijaya
Pekerja memasang kabel telekomunikasi di kawasan Cikeas, Bogor, Jawa Barat, Selasa (16/10/2018).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Sepanjang 2018, sejumlah perusahaan operator Tanah Air mengalami kerugian meski beberapa kuartal tercatat pendapatan perusahaan naik. Sebut saja PT XL Axiata Tbk yang membukukan kerugian mencapai Rp 3 triliun dan PT Indosat Tbk rugi sebesar Rp 2,4 triliun.

Menurut Analis Binaartha Sekuritas, M Nafan Aji Gusta Utama, fenomena tersebut mungkin saja terjadi apabila beban utang jangka pendek dan jangka panjang perusahaan meningkat. Selain itu, kerugian juga bisa disebabkan karena rendahnya kinerja laba operasional.

Baca Juga

"XL yang meningkat utang jangka panjang, laba operasional juga turun signifikan sama seperti Indosat, bahkan terjadi net loss," kata Nafan saat dihubungi Republika.co.id, Jumat (8/3).

Nafan melihat, nasib hampir serupa juga dialami oleh Telkomsel hingga pada kuartal ketiga. Laba operasional perusahaan operator tersebut turun walaupun tidak signifikan. Di sisi lain utang jangka panjang atau pun jangka pendek meningkat sehingga mempengaruhi penurunan kinerja nett profit.

Meski demikian, menurut Nafan, masing-masing emiten telekomunikasi masih berkomitmen melakukan ekspansi bisnis dalam rangka meningkatkan jaringan konektivitas. Seperti yang diketahui, para pelaku pasar saat ini bisa  memanfaatkan layanan tersebut dengan menjadi pelanggan untuk jangka panjang. 

Namun, Nafan menegaskan, ekspansi bisnis tersebut harus diiringi dengan percepatan pembangunan jaringan konektivitas. Pasalnya, Indonesia saat ini masih berkutat dalam pengembangan 4G, sedangkan beberapa negara lain sudah mulai mengembangkan 5G. 

Terkait proyeksi industri telekomunikasi sepanjang 2019 nanti, Nafan melihat peruasahaan operator memiliki kemungkinan yang cukup besar untuk menaikkan laba. Menurutnya, di tahun politik ini, permintaan terhadap layanan data akan semakin tinggi. Penyebaran informasi yang begitu masif juga memberikan tren positif terhadap peningkatan penggunaan data internet.

"Biasanya di tahun politik penggunaan trafik internet meningkat, baik dalam rangka memberikan edukasi politik, atau untuk mempengaruhi perilaku konstituen dalam memilih salah satu pasangan calon," tutur Nafan.

Selain itu, meningkatnya penggunaan data internet juga didorong oleh kehadiran beragam ponsel pintar dengan harga terjangkau. Menurut Nafan, ini masih menjadi pasar yang potensial bagi para perusahaan operator. 

"Yang terpenting pangsa pasar perlu ditingkatkan. Kemudian diiringi kinerja fundamental emiten itu sendiri," tutup Nafan.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement