Jumat 08 Mar 2019 15:57 WIB

Dukungan Pemerintah untuk Program Inbound Masih Minim

Himpuh menyayangkan pemerintah tidak menjadikan Arab Saudi sebagai pasar prioritas.

Rep: Adinda Pryanka / Red: Friska Yolanda
Wisatawan Arab terboros di dunia
Foto: Dailymail
Wisatawan Arab terboros di dunia

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Sekretaris Jenderal Himpunan Penyelenggara Umrah dan Haji (Himpuh) Anton Subekti menjelaskan, pihaknya siap membantu pemerintah dalam meningkatkan jumlah wisatawan mancanegara Arab Saudi dan sekitarnya ke Indonesia. Hanya saja, dukungan dari pemerintah terhadap pelaku usaha dalam melaksanakan program inbound atau mendatangkan turis asing masih minim.

Anton menyebutkan, salah satu bukti dari minimnya perhatian pemerintah adalah Arab Saudi yang belum ditetapkan sebagai pasar prioritas untuk promosi. Kementerian Pariwisata (Kemenpar) sebagai kementerian teknis kebanyakan menyasar wisatawan dari Dubai dan Eropa. "Kenapa Arab Saudi tidak dijadikan pasar?" ujarnya ketika dikonfirmasi Republika.co.id, Jumat (8/3).

Baca Juga

Apabila Arab Saudi telah dijadikan sebagai pasar utama promosi, Anton menambahkan, pelaku usaha di sektor penyelenggara umrah dan haji siap menajdi duta maupun juru bicara di sana. Tapi, pemerintah juga harus memberikan fasilitas konkrit seperti membuka pameran yang menampilkan potensi wisata Indonesia ke masyarakat Arab Saudi.

Selain itu, Anton berharap, pemerintah dapat membantu para pelaku usaha melalui kegiatan pelatihan. Entah itu berupa pembinaan bahasa, membawa misi pariwisata Indonesia maupun dalam memberikan pelayanan yang lebih tepat sasaran. Selama ini, ia merasa, pengusaha sudah melakukan program tersebut dengan cara dan kemampuan masing-masing karena tidak adanya program dari pemerintah.

Anton menyayangkan atas kondisi tersebut. Apalagi, ia mencatat, setidaknya ada 1.000 pengusaha penyelenggara umrah dan haji di Indonesia. Artinya, ada ribuan orang yang dapat dimanfaatkan menjadi juru promosi wisata di Arab Saudi. "Hampir setiap bulan, kami juga bolak-balik ke sana," tuturnya.

Para pengusaha juga sudah menjalin hubungan baik dengan para pengusaha di Arab Saudi. Di antaranya penyedia hotel dan katering yang biasa digunakan jasanya oleh para penyelenggara umrah dan haji Indonesia. Kemitraan ini dinilai Anton berpotensi besar untuk menyokong pemerintah dalam memaksimalkan promosi Indonesia ke masyarakat setempat.

Sebelumnya, Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Darmin Nasution berharap, bisnis perjalanan haji dan umrah dapat mendukung kepentingan nasional. Salah satunya dengan membantu menarik wisatawan Arab Saudi. Hal ini dapat membantu meningkatkan devisa pariwisata Indonesia.

Selama ini, Darmin menilai, pengusaha baru fokus pada upaya memberangkatan warga Indonesia ke Tanah Suci. Tapi, belum ada yang berusaha mengundang masyarakat Arab Saudi untuk berkunjung ke Indonesia. "Kita juga perlu melakukannya, supaya neraca (berjalan) kita jangan terlalu pincang," ujarnya dalam acara Milad Ikatan Alumni Ekonomi Islam Ke-15 di Jakarta, Rabu (6/3).

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement