Jumat 08 Mar 2019 09:12 WIB

Kadin Usul Zero Subsidi BBM Angkutan Jalan Raya

Subsidi BBM diganti dengan menyubsidi masyarakat untuk memakai angkutan umum.

Penumpang turun dari angkutan umum Mikrolet, di Terminal Kampung Melayu, Jakarta. (ilustrasi)
Foto: Antara/Aprillio Akbar
Penumpang turun dari angkutan umum Mikrolet, di Terminal Kampung Melayu, Jakarta. (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA -- Kamar Dagang dan Industri Indonesia (Kadin) mendorong percepatan dan penyelarasan program pemerintah dengan dunia usaha dalam menciptakan sistem transportasi yang efisien. Wakil Ketua Umum Kadin Bidang Perhubungan Carmelita Hartoto mengatakan pemerintah sebagai pembuat kebijakan harus sejalan dengan pelaku usaha untuk menciptakan konsistensi implementasi sistem transportasi yang andal, efisien dan berdaya saing.

Kadin, ujar Carmelita, mengusulkan zero subsidi BBM dan mengalihkannya menjadi subsidi biaya transportasi langsung ke masyarakat. Alokasi subsidi dapat diarahkan kepada pengembangan sistem transportasi nasional.

Usulan ini untuk mendukung pengembangan sistem transportasi yang efektif dan efisien, melalui subsidi penyelenggaraan angkutan. “Ini sebagai cara mendorong masyarakat mengubah pola transportasi dari kendaraan pribadi menuju transportasi masal atau angkutan umum,” kata Carmelita.

Ketua Komite Tetap Kadin Bidang Perhubungan Darat Adrianto Djokosoetono mengatakan zero subsidi BBM maksudnya dengan menghapus subsidi BBM bagi angkutan jalan raya dan menggantinya dengan mensubsidi masyarakat dalam penggunaan angkutan umum jalan raya. Caranya dengan otoritas membeli jasa angkutan publik kepada operator.

Untuk mendukung pola itu, pemerintah juga perlu memberikan pembiayaan yang murah kepada bidang usaha angkutan darat, laut dan udara. Beserta fasilitas lainnya seperti jalur khusus angkutan umum, biaya tol khusus angkutan umum dan lainnya. "Usulan ini selaras dengan sosialisasi peningkatan penggunaan angkutan umum, mengurangi kemacetan jalan raya dan meningkatkan keselamatan di jalan," ujar Adrianto.

Tak hanya itu, pengembangan transportasi nasional juga membutuhkan pendekatan keterpaduan seluruh moda transportasi. Sinergi transportasi mulai angkutan jalan raya, angkutan laut, angkutan udara hingga kereta api, baik pendekatan kesiapan infrastruktur maupun pembinaan penyelenggaraannya. "Dengan begitu, konektifitas inter dan antar moda dalam satu pengaturan, sehingga akan menghasilkan percepatan transportasi yang efisien," kata Ketua Umum DPP Organda ini.

Ketua Komite Tetap Kadin Bidang Perhubungan Laut Darmansyah Tanamas mengatakan para pelaku usaha pelayaran masih dihadapkan tantangan dari sisi kebijakan moneter. Para pelaku usaha transportasi laut membutuhkan dukungan dari perbankan nasional dalam pengadaan kapal dengan bunga yang kompetitif dan tenor panjang.

Dengan begitu pengadaan kapal baru dapat lebih efisien. "Kita membutuhkan skema pendanaan infrastruktur dengan bunga yang setara dengan obligasi negara, dan  jangka waktu pinjaman yang panjang,” ujar Darmansyah.

Selain itu, Darmansyah mengatakan, diperlukan perlakuan yang sama dalam kebijakan fiskal sebagaimana yang diberikan oleh negara lain kepada sektor pelayaran. Adanya deregulasi kebijakan-kebijakan yang tumpang tindih yang berdampak kepada inefisiensi, terutama pada sektor keselamatan dan keamanan pelayaran.

Sedangkan Ketua Komite Tetap Kadin Bidang Perhubungan Udara, Denon Prawiraatmadja mengatakan tahun ini transportasi udara menghadapi tantangan yang cukup berat. Diawali dengan kenaikan kurs dimana nilai rupiah melemah karena kondisi ekonomi dunia dan berdampak pada dunia penerbangan.

"Saat ini transportasi udara kita sedang dalam keadaan berhati-hati untuk tetap bertahan. Masalah-masalah yang masih memberatkan juga adalah masalah pajak yang hubungannya dengan //lease pesawat udara," ujar Denon memaparkan.

Di lain pihak kemajuan di bidang infrastruktur seperti bandara terus berkembang untuk kepentingan masa depan. Kini muncul pula moda transportasi di luar pesawat terbang yaitu moda helikopter yang akan membantu mempersingkat perjalanan dalam kota di area Jabotabek dan sekitarnya. Wilayah itu saat ini terkendala oleh macetnya jalan darat.

Denon mengatakan infrastruktur lainnya yang saat ini terus berkembang adalah pembangunan jalan tol yang menghubungan satu kota dengan kota lain. Jalan tol akan mempersingkat waktu perjalanan. "Hal ini juga akan terasa pengaruhnya untuk dunia penerbangan dengan berkurangnya penumpang pesawat," kata dia.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement