Selasa 05 Mar 2019 12:03 WIB

Adaro Setor Royalti 378 Juta Dolar AS ke Negara

Adaro juga menyetor pajak kepada Negara tahun lalu sebesar 343 juta dolar AS.

Rep: Intan Pratiwi/ Red: Gita Amanda
Adaro
Foto: Republika/Yogi Ardhi
Adaro

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kinerja postif PT Adaro Energy Tbk pada 2018 membuat kontribusi perusahaan kepada negara meningkat pada 2018 kemarin. Perusahaan tercatat menyetor royalti ke negara sebesar 378 juta dolar Amerika. Tak hanya royalti, pajak yang disetor Adaro kepada Negara pada tahun lalu sebesar 343 juta dolar Amerika.

Presiden Direktur Adaro Energy, Gharibaldi Tohir menjelaskan perusahaan telah mencapai target operasional maupun keuangan tahun 2018. Adaro juga mampu mempertahankan kinerja keuangan yang solid, di tengah tantangan pasar yang semakin besar menuju akhir tahun 2018.

Baca Juga

"Kami berkomitmen untuk menciptakan nilai bagi para pemangku kepentingan dan semakin memperkuat komitmen terhadap Negara melalui kontribusi dalam bentuk royalti dan pajak serta pemberdayaan masyarakat," ujar pria yang akrab disapa Boy kepada Republika.co.id, Selasa (5/3).

Tercatat, EBITDA operasional naik tujuh persen menjadi 1,408 miliar dolar Amerika di tahun lalu. Sementara marjin EBITDA operasional dipertahankan pada level sekitar 39 persen. Angka ini melampaui target EBITDA operasional 2018 yang ditetapkan pada kisaran 1,1 – 1,3 miliar dolar.

“Kami berhasil mencapai target dengan terus berfokus pada keunggulan dan efisiensi operasional. Kami mencatat pertumbuhan produksi, mempertahankan marjin yang tinggi dan melaksanakan strategi untuk pertumbuhan jangka panjang pada setiap pilar bisnis perusahaan," ujar Boy.

PT Adaro Energy mencatatkan produksi batubara pada 2018 dengan capaian positif. Hal ini terlihat dari meningkatnya produksi batubara sebesar 4,3 persen. Peningkatan produksi ini sejalan dengan peningkatan penjualan, khususnya di pasar ekspor.

Perusahaan mencatat total produksi batubara Adaro pada 2018 kemarin sebesar 54,04 juta ton. Sebelumnya, pada 2017 produksi batubara perusahaan hanya sebesar 51,79 juta ton.

Peningkatan produksi ini juga membawa dampak positif pada penjualan perusahaan di 2018 kemarin. Pada 2018, penjualan Adaro mencapai 54,39 juta ton, atau meningkat 5 persen dari periode 2017 sebesar 51,82 juta ton.

Penjualan ke Asia Tenggara, termasuk Indonesia sebesar 40 persen dari total volume transaksi. Sementara itu, ekspor ke Asia Timur 30 persen, diikuti dengan India dan Cina masing-masing sebesar 14 persen dan 11 persen.

Boy juga menjelaskan langkah akuisisi terhadap Kestrel semakin meningkatkan portofolio produk dan membuka peluang bagi Grup Adaro. "Kami menyadari karakteristik pasar batubara yang siklikal, waspada terhadap tantangan yang ada di pasar dan memperhitungkan hal-hal ini dalam menetapkan panduan tahun 2019.” ujar Boy.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement